TEMPO.CO, Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis, 24 Agustus 2017 ditutup di zona merah yakni melemah 0,34 persen di level 5894.12. Analis mengatakan pelemahan ini diprediksi masih terjadi hingga hari ini. Hal ini disebabkan minat jual lebih tinggi dibandingkan beli.
“Kenaikan yang mulai terbatas membuat pergerakan IHSG dapat kembali berpotensi mengalami pembalikan arah melemah,” ujar Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada melalui siaran pers yang diterima Tempo, Jumat 25 Agustus 2017.
Menguatnya rupiah karena imbas melemahnya Dollar AS sepertinya belum mampu mendongkrak pergerakan IHSG ke zona yang lebih nyaman. “Stochastic masih berada di area overbought dan Relative Strength Index (RSI) berada di area high. Terdapat pola tweezers top candle yang mengindikasikan kenaikan mulai terbatas dan berpotensi kembali terkoreksi pada pergerakan indeks saham,” kata Reza.
Baca: IHSG Hari Ini Diprediksi Berpotensi Menguat
Reza mengatakan, melemahnya IHSG juga disebabkan bursa saham Amerika Serikat (AS) yang sedang berada di zona merah. Menurut Reza, melemahnya bursa saham AS masih disebabkan pernyataan Presiden AS, Donald Trump pembangunan tembok pemisah antara AS dan Meksiko. Trump menyatakan pemerintah AS akan “gulung tikar” apabila anggaran pembangunan tembok tersebut tidak disetujui.
Namun meningkatnya harga minyak mentah di dunia memberikan sentimen positif pada pergerakan saham komoditas tersebut. Padahal sebelumnya komoditas minyak mentah sempat dibayangi sentimen negatif. Isu negatif tersebut yakni menurunnya cadangan minyak mentah di AS dan adanya badai tropis di Meksiko yang berpotensi membuat suplai minyak terhambat.
Meski demikian, Reza tetap mengimbau pelaku pasar untuk mencermati berbagai sentimen yang ada. “Tetap cermati berbagai sentimen dan antisipasi sentimen yang dapat membuat arah IHSG kembali bervariatif melemah,” kata dia.
ALFAN HILMI