TEMPO.CO, Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diprediksi bakal mengalami pelemahan lanjutan. Menurut Analis Senior Binaartha Sekuritas Riza Priyambada, IHSG rentan mengalami pelemahan lanjutan setelah ditutup melemah 0,56 persen di level 5861.004 pada Senin, 21 Agustus 2017.
“Pergerakan IHSG yang mulai gagal bertahan di level 5900-an membuat lajunya rentan terjadi pelemahan lanjutan,” ujar Reza melalui siaran pers yang diterima Tempo, Selasa 22 Agustus 2017.
IHSG kemarin sempat menyentuh angka tertinggi di level 5.901,580. Namun setelah menyentuh angka tersebut, grafik malah bergerak turun hingga ditutup melemah di level 5861,004.
Menurut Reza, pelemahan ini juga dipengaruhi sentimen negatif dari dalam dan luar negeri. Dari luar negeri, kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump memecat penasihat ekonominya, Steve Bannon berimbas pada melemahnya bursa saham di dunia. Apalagi beberapa CEO perusahaan yang menjadi penasihat Trump juga mengajukan pengunduran diri.
“Sentimen global yang kurang kondusif terutama dari sikap ceplas ceplos dan overreactive Presiden Trump memberikan imbas negatif pada laju sejumlah bursa saham Asia dan IHSG pun ikut terkena imbasnya,” kata Reza.
Dari dalam negeri, menurut Reza pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani di Nota Keuangan RAPBN 2018 dianggap belum direspon positif oleh masyarakat. Pernyataan tersebut terkait proyeksi defisit anggaran tahun depan sebesar 2,19 persen terhadap produk domestik bruto.
Di Asia, meskipun perekonomiannya juga terkena imbas negatif kebijakan Trump, laju bursa saham Tiongkok bergerak di zona hijau. Saham-saham perbankan di sana melemah namun terjadi penguatan di saham pertambangan.
Sedangkan di Eropa, indeks saham masih berada di zona merah. Imbas negatif mengundurkan dirinya sejumlah CEO yang menjadi penasihat Trump masih mempengaruhi kondisi bursa. Selain itu muncul kekhawatiran kembali terkait meningkatnya tensi geopolitik di Semenanjung Korea.
Melihat kondisi tersebut, Reza mengimbau pelaku pasar untuk tetap mewaspadai potensi pelemahan lanjutan. Ia juga mengingatkan publik untuk tetap mencermati berbagai sentimen yang dapat membuat IHSG kembali melemah.
"Tetap cermati berbagai sentimen dan antisipasi sentimen yang dapat membuat arah IHSG kembali berbalik variatif," ujarnya.
ALFAN HILMI