TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah pada Jumat, 18 Agustus 2017, menguat tipis sebesar 4 poin menjadi Rp 13.354 per dolar Amerika Serikat (AS). "Dibacakannya nota keuangan RAPBN 2018 yang mengindikasikan optimisme pemerintah terhadap kondisi makro ekonomi Indonesia menjadi salah satu faktor yang menjaga fluktuasi rupiah cenderung menguat," kata Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, di Jakarta, Jumat, 18 Agustus 2017.
Reza menambahkan bahwa dalam RAPBN 2018, belanja pemerintah pusat sebesar Rp 1.443,3 triliun akan diarahkan untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan, pengentasan kemiskinan dan kesenjangan, pembenahan sektor unggulan, kinerja aparatur negara, pelayanan masyarakat serta pertahanan keamanan dan demokrasi.
Baca: Rupiah Melemah 5 Poin, Nilai Tukar Dibuka Rp. 13.355 per Dolar AS
"Diharapkan sasaran-sasaran itu dapat dicapai dan beberapa pencapaian yang telah ditargetkan dapat menjaga laju rupiah," kata Reza. Adanya anggapan dari sebagian pelaku pasar bahwa bank sentral AS, The Fed, belum akan menaikkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat, turut menopang rupiah di area positif.
Menurut Reza, harga minyak mentah dunia yang relatif stabil turut menjaga mata uang berbasis komoditas seperti rupiah. Terpantau harga minyak jenis WTI Crude berada di posisi 47,05 dolar AS per barel, dan Brent Crude di level 50,97 dolar AS per barel.
ANTARA