TEMPO.CO, Jakarta - Program Tol Laut yang dicanangkan Presiden Joko Widodo diklaim berhasil menurunkan harga semen di daerah pelosok hingga 40 persen. “Tol laut menciptakan konektivitas angkutan laut yang efektif karena menyediakan kapal rutin dan terjadwal dari barat ke timur Indonesia,” ujar Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Bay M Hasani, Rabu, 16 Agustus 2017, di Jakarta.
Tol laut, kata Bay, bertujuan menurunkan disparitas harga barang, khususnya di wilayah Timur. Program ini menyediakan pelayanan kapal terjadwal dan pada rute yang sudah diterapkan.
Terkait hal itu, Bay menyebutkan, data Kementerian Perdagangan menunjukkan penurunan harga barang di beberapa daerah pelosok di Indonesia setelah adanya tol laut. Penurunan harga semen terjadi di Wamena, Puncak Jaya, Jayapura dan Nabire.
Berdasarkan data yang dihimpun PT Pelindo IV, di Wamena, harga semen yang semula Rp 500 ribu per sak turun 40 persen menjadi Rp 300 ribu. Begitu juga di Puncak Jaya harga semen yang dulunya seharga Rp 2,5 juta turun 28 persen menjadi Rp 1,8 juta.
Di Jayapura, harga semen turun 10 persen dari Rp 95 ribu menjadi Rp 85 ribu per sak. Sedangkan di Nabire harga semen yang dahulu Rp 85 ribu turun menjadi Rp 75 ribu.
Adapun di daerah Larantuka, harga beras dan gula pasir turun sebesar 17 persen. Beras yang seharga Rp 12 ribu per kilogram tahun lalu, juga turun menjadi Rp 10 ribu di Juni 2017. Begitu pula dengan gula pasir, harganya turun dari Rp 18 ribu menjadi Rp 15 ribu per kilogram.
Untuk harga minyak goreng kemasan di Larantuka juga ikut turun sebesar 12 persen. Penurunan harga komoditas tersebut terlihat dari Rp 17 ribu menjadi Rp 15 ribu per liter. Sedangkan untuk tepung terigu juga turun sebesar 20 persen.
Tidak hanya di Larantuka, penurunan harga juga terjadi di Fakfak. Di Fakfak, harga beras dan gula pasir turun masing-masing sebesar 13 persen dan 6 persen.
ALFIAN HILMI