TEMPO.CO, Jakarta - Memperingati hari jadi ke-50 tahun Association South East Asian Nation (ASEAN), Presiden Joko Widodo memberikan pidato di hadapan para anggotanya. Presiden mengapresiasi upaya negara-negara ASEAN yang konsisten menjaga kestabilan kawasan.
Menurut Jokowi, Asia Tenggara merupakan kawasan yang stabil dan jauh dari konflik. "Ini yang membuat ASEAN sangat istimewa dibandingkan dengan apa yang terjadi di kawasan lain di dunia," katanya di Gedung Sekretariat Jenderal ASEAN, Jakarta, Jumat, 11 Agustus 2017.
Keistimewaan lain yang dimiliki ASEAN di mata Jokowi adalah setiap persoalan yang muncul dituntaskan dengan dialog dan negosiasi. Sehingga tak heran kestabilan kawasan terjaga hingga setengah abad. Meski demikian, Jokowi ingin para anggota ASEAN bisa mengambil manfaat dari situasi kawasan yang relatif aman. "Kami ingin ASEAN terus berkembang menjadi episentrum pertumbuhan ekonomi dunia," ucapnya.
Berkaca kepada data World Economic Forum (WEF), Jokowi menyatakan, saat ini, ASEAN merupakan kekuatan ekonomi terbesar ke-6 di dunia. WEF memprediksi, tiga tahun ke depan, peringkat itu akan naik ke posisi lima. "Pada 2030, ASEAN akan tumbuh menjadi pasar keempat terbesar setelah Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Cina," ujarnya.
Walau tampak optimistis dengan prediksi tersebut, Jokowi mengingatkan bahwa potensi ekonomi di ASEAN harus bisa memberikan dampak positif. Secara khusus, ia menyoroti agar petani, nelayan, dan pekerja di sektor informal bisa mendapatkan manfaat berlipat. "Jika pembangunan ASEAN tidak dapat dirasakan, apa manfaat ASEAN," tuturnya.
ADITYA BUDIMAN