TEMPO.CO, Jakarta -PT Ayana Land International Tbk hari ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten ke-21 di tahun ini dengan kode saham NASA.
Sebelumnya perusahaan telah melakukan penawaran umum perdana saham atau
initial public offering (IPO) dengan menawarkan sebanyak 3 miliar saham atau setara dengan 27,27 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Presiden Direktur NASA Erwin Kusnadi mengungkapkan, dari IPO tersebut perusahaan memperoleh dana sebesar Rp 309 miliar. Adapun harga penawaran saham sebesar Rp 103 per saham dengan nilai nominal saham sebesar Rp 100.
"Nilai keseluruhan penawaran umum adalah sebesar Rp 309 miliar," tutur Erwin di Bursa Efek Indonesia, Senin, 7 Agustus 2017.
Pada pembukaan perdagangan hari ini diBursa Efek Indonesia, pergerakan saham NASA tidak berubah. Yakni stagnan di Rp 103 pada pukul 09.00. Namun pukul 09.05, saham mereka menyentuh batas atas titik auto rejection yakni menguat 69,9 persen atau 72 poin ke level Rp 175 per lembar saham.
Ayana Land menunjuk PT Jasa Utama Capital Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Sedangkan penjamin emisi efek lainnya diantaranya PT Erdhika Elit Sekuritas, PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk, dan PT Profindo Sekuritas Indonesia.
Perusahaan secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak 2,7 miliar lembar waran Seri I atau 33,75 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh. Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham saat penjatahan penawaran umum yang dilakukan oleh penjamin pelaksana emisi Efek pada tanggal penjatahan.
Setiap pemegang 10 saham baru perusahaan berhak memperoleh 9 waran Seri I, di mana setiap 1 waran memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel. Waran yang diterbitkan mempunyai jangka waktu pelaksanaan selama tiga tahun.
Rencananya dana yang diperoleh dari hasil IPO, sekitar 25 persen akan digunakan perusahaan untuk meningkatkan penyertaan modal pada entitas anak yaitu PT Ayana Hotels Indonesia (AHI). Selanjutnya, AHI akan meningkatkan penyertaan modal kepada entitas anak PT Samudera Parama Avirodha (SPA) untuk pengembangan usaha.
Sebanyak 75 persen sisanya akan digunakan untuk penyertaan modal pada entitas anak, yaitu PT Ayana Property Internasional (API). Perinciannya sebanyak 33 persen atau Rp 75 miliar akan digunakan untuk memberi pinjaman pada entitas anak PT Akasa Legian Karya (ALK) untuk pengembangan proyek.
Sisanya 67 persen akan digunakan untuk pinjaman kepada entitas anak PT Mandiri Berdikari Jayaraya (MBJ), yang selanjutnya akan dipinjamkan lagi kepada entitas anak PT Duta Nusantara Utamakarya (DNU) untuk pembelian lahan sebagai cadangan pengembangan di kemudian hari. Sedangkan dana yang diperoleh dari Waran Seri I seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja perseroan.
DESTRIANITA