TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Keuangan Sri Mulyani masih mengingat betul saat pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta pada 1981. Ketika itu Sri Mulyani meninggalkan kampung halamannya di Semarang untuk mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia.
Bus kota jurusan Grogol - Kampung Melayu menjadi pilihan utama perjalanan Sri Mulyani menuju kampus. Saking setianya dengan transportasi ini, Sri Mulyani masih bisa mengingat kode rute bus itu yakni PPD 210. "Saat saya pindah ke Jakarta tahun 1981 dan kuliah di UI, saya selalu naik bus kota jurusan Grogol, Slipi, Kampung Melayu, nomor busnya 210. Grogol.. Grogol... gitu," kata Sri Mulyani saat berkunjung ke kantor Tempo, Selasa 1 Agustus 2017.
Baca Juga:
Baca: Sri Mulyani Ungkap Penyebab Insfrastruktur Indonesia Tertinggal
Menurut Sri Mulyani, jika dilihat dari dulu hingga sekarang, kondisi infrastruktur di Jakarta tidak banyak mengalami perubahan. Sejak kuliah, kemudian menikah dan mempunyai tiga orang anak, menantu hingga cucu, menurutnya, tidak banyak ruas jalan yang bertambah.
“Jadi bisa dibayangkan bahwa begitu tertinggalnya infrastruktur, bahkan di Jakarta yang semakin padat, orangnya semakin banyak, pendapatan semakin meningkat, mobil semakin banyak, dan mobilitas juga semakin tinggi,” kata Sri Mulyani.
Mengenai infrastruktur, Sri Mulyani melanjutkan, bukan soal kemewahan, namun kemudahan akses. Perbaikan infrastruktur merupakan kebutuhan dan keharusan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Untuk membangun infrastruktur yang kuat harus didukung oleh institusi yang kuat. Hal itulah yang mendasari Kementerian Keuangan melakukan reformasi di bidang perpajakan. “Kalau kita bangun institusi kan kita perlu menaikkan anggaran.”
Baca: Cerita Kepala Daerah Cuthat ke Sri Mulyani Soal Infrastruktur
Sri Mulyani berujar, untuk mengejar ketertinggalan itulah saat ini pemerintah gencar meningkatkan pembangunan di daerah, sehingga anggaran tak hanya meningkat di pusat namun juga daerah. Penyalurannya melalui dana alokasi khusus, dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan lain-lain. “Persoalan di Indonesia lebih pada memperhatikan belanja kita. Apakah menjadi sesuatu bagi pertumbuhan ekonomi, sehingga masyarakat bisa menikmati kesejahteraan.”
Sri Mulyani menambahkan, untuk menarik investor juga dibutuhkan skema dan struktur pendanaan yang lebih kreatif. Pemerintah Indonesia saat ini memiliki 245 proyek strategis nasional yang sedang direncanakan, baik di tingkat nasional maupun daerah. "Saya undang BUMN yang sudah siap terlibat, saya juga tantang swasta, jangan banyak mengeluh dan datang kepada kami," ucapnya.
DESTRIANITA