TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, pemerintah tetap konsisten menjaga angka inflasi di bawah batas yang ditetapkan pemerintah di angka 4+/-1 Persen. Ke depannya konsistensi dalam mengendalikan inflasi itu akan diteruskan.
Menurut Agus, tahun ini diperkirakan angka inflasi berada pada sasaran inflasi, sehingga pada 2018 nanti sasaran inflasi akan ditetapkan lebih rendah menjadi 3,5 +/-1 persen. “Hal ini tentunya kami sambut baik dan sekaligus jadi tantangan bersama untuk mensejajarkan Indonesia dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara,” kata Agus Martowardojo di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Kamis, 27 Juli 2017.
Menurut Agus, kinerja pengendalian inflasi yang positf itu tak lepas dari arahan dan dukungan penuh Presiden Joko Widodo. Pemerintah telah membentuk Tim Pengendali Inflasi di pusat maupun daerah, yang melakukan berbagai inovasi dan program untuk menurunkan inflasi.
Yang pertama dengan cara memperkuat dasar hukum dan menyederhanakan kegiatan koordinasi pengendalian inflasi oleh tim pengendalian inflasi. Kedua adalah memperkuat sinergi perencanaan program dan kegiatan inflasi daerah dengan sasaran inflasi nasional. “Sinergi diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan APBD 2017,” kata Agus.
Simak: Bank Indonesia Prediksi Inflasi Juli 0,18 Persen
Ketiga, yakni dengaan mengembangkan sistem informasi dan koordinasi pengendalian harga pangan skala nasional melalui pusat informasi harga pangan strategis nasional. Adapun Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional difokuskan pada sepuluh komoditas pangan dengan 21 varian penyumbang inflasi volatile food.
Data tersebut dikumpulkan dan disurvei langsung secara berintegritasi di 164 pasar tradisional, dari 82 kota sampel Indeks Harga Konsumen, di 34 provinsi. “Berbagai inovasi program dilakukan TPID di banyak daerah. Seperti upaya mendorong efisiensi tata niaga pangan melalui kerja sama perdagangan antar daerah baik besama bulog maupun mengoptimalkan peran BUMD,” kata Agus.
Menurut Agus, berdasarkan data yang dihimpun BPS, Indonesia patut berbesar hati karena pada 2016 hingga pertengahan 2017 inflasi tercatat cukup rendah dan terkendali. Indeks Harga Konsumen (IHK) 2016 tercatat pada level 3,02 persen, terendah sejak 2010. Inflasi 2016 yang rendah juga terjadi cukup merata di berbagai daerah. Angka inflasi tahunan di berbagai daerah tercatat rendah seperti Jawa 2,59 persen, Kalimantan 3,4 persen, Sumatera 4,53 persen, di kawasan di Sulawesi 2,27 persen, bali dan Nusa Tenggara 2,93 persen, dan Maluku Papua sebesar 3,07 persen.
“Bahkan secara khusus inflasi indeks harga konsumen pada periode puasa dan lebaran di Juni 2017 merupakan inflasi terendah utk periode lebaran selama enam tahun terakhir,” kata Agus.
DESTRIANITA