TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Tempo Inti Media Tbk Toriq Hadad mengatakan rapat umum pemegang saham luar biasa yang diadakan hari ini menyetujui adanya penerbitan saham baru atau rights issue sebanyak 333.333.333 lembar saham. Ia menyatakan dana dari rights issue akan digunakan untuk menambah modal usaha dan memperbaiki struktur keuangan.
"Dana dari right issue, pertama, untuk penambahan modal di anak-anak usaha, dan kedua, memperbaiki struktur keuangan perusahaan," kata Toriq Hadad saat ditemui di Gedung Tempo, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa, 25 Juli 2017.
Toriq menuturkan Tempo memiliki 11 anak usaha yang memerlukan modal untuk pengembangan. Sedangkan tujuan memperbaiki struktur keuangan karena ada beban bunga dan utang dalam pembangunan gedung baru Tempo. "Mau kami bereskan dengan program ini," ujarnya.
Toriq mengungkapkan dana dari rights issue diharapkan terkumpul sebesar Rp 100 miliar. Adapun saham akan dilepas dengan harga Rp 300 per saham. Harga tersebut dinilai sangat wajar berdasarkan nilai ekuitas dari nilai gedung, mesin, dan ditambah dengan valuasi dari Tempo.co.
Baca: Tempo Inti Media Tbk Lakukan Perubahan Struktur Direksi
Hari ini, Selasa, 25 Juli 2017, PT Tempo Inti Media Tbk mengadakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Rapat dimulai sekitar pukul 10.00 WIB dan dihadiri jajaran komisaris, direksi, serta para pemegang saham.
Komisaris Utama PT Tempo Inti Media Goenawan Mohamad memimpin rapat tersebut. Turut hadir Bambang Harymurti, mantan Direktur Utama PT Tempo Inti Media Tbk, yang kini menjadi salah satu komisaris.
Selain Goenawan Mohamad, turut hadir Direktur Utama PT Tempo Inti Media Toriq Hadad dan jajaran direksi lain, seperti Gabriel Sugrahetty, Herry Hernawan, Meiky Sofiansyah, dan Sebastian Kinaatmaja. Sri Malela Mahargasarie, yang menjabat direktur independen, juga hadir.
Menurut Toriq, tahun ini Tempo menargetkan keuntungan sebesar Rp 20 miliar. Ia berharap ada rebound dari sisi keuntungan perusahaan, karena tahun lalu Tempo mengalami kerugian akibat dari penurunan iklan sebagai dampak pemangkasan anggaran pemerintah. "Ada penurunan cukup banyak, tahun ini kami harap bisa rebound lagi."
DIKO OKTARA