TEMPO.CO, Jakarta -Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, sepanjang Januari hingga Juni 2017, negara Cina masih menduduki peringkat pertama pangsa ekspor nonmigas Indonesia, yakni sebesar USD 9,13 miliar atau menyumbang sebesar 12,61 persen dari seluruh total ekspor.
Baca: BPS: Ekspor Nonmigas Mayoritas Masih ke Cina, AS, dan India
Disusul oleh Amerika Serikat sebesar UD$ 8,37 miliar atau menyumbang 11,56 persen dari total ekspor, dan India sebesar US$ 6,85 miliar atau berkontribusi 9,47 persen. Jika ditotal ketiga negara tersebut memberikan kontribusi total ekspor sepanjang semester I 2017 sebesar 33,65 persen.
“Ekspor kita ke ASEAN baru sebesar 21,25 persen atau USD 15,38 miliar, dan Uni Eropa baru 11,11 persen atau senilai US$ 8,04 miliar,” tutur Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto di Kantor BPS, Senin, 17 Juli 2017.
Selama Juni 2017, ekspor nonmigas Indonesia ke Cina, Amerika dan Jepang masing-masing mencapai USD 1,35 miliar, USD 1,19 miliar, dan USD 1,01 miliar, dengan peranan ketiganya mencapai 34,35 persen.
Suhariyanto menambahkan, pangsa ekspor nonmigas di selain 13 negara utama tujuan ekspor jika ditotal, kontribusi mereka terhadap total ekspor mengalami penurunan jika dibandingkan periode Januari-Juni 2016. yakni 31,36 persen menjadi 29,78 persen. Namun hal tersebut dapat menjadi potensi bagi Indonesia untuk mengembangkan potensi ekspor di negara-negara yang menjadi pasar non tradisional tersebut.
Menurut Suhariyanto, sudah ada berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan ekspor ini. Pertama adalah mempercepat perundingan dengan negara tujuan non tradisionil sekaligus ada pasar-pasar baru. Kedua, mulai melakukan negosiasi dengan negara-negara di Afrika, yang terkonsentrasi di Afrika Selatan, Kenya dan Nigeria, dan selanjutnya dengan berbagai promosi.
"Kami berharap pasar non tradisional akan bertambah, sehingga tidak hanya terpaku pada pasar tradisional,” tutur Suhariyanto.
Baca: BPS: Ekspor Nonmigas Naik 6,37 Persen
Pada Juni 2017 total ekspor mencapai US$ 11,64 miliar. Ekspor nonmigas mencapai USD 10,35 miliar, atau turun 20,66 persen dibandingkan Mei 2017 USD 13,04 miliar. Dibandingkan periode sama tahun lalu turun 13,85 persen dari USD 13,01 miliar menjadi USD 10,35 miliar.
DESTRIANITA