TEMPO.CO, Balikapapan -Kementerian Perhubungan akan membangun bandara perintis untuk memfasilitasi transportasi antar kota dan perbatasan di Kalimantan Utara. Nilai investasi pembangunan bandar diperkirakan senilai Rp 100 miliar dan rencananya akan menggunakan kucuran dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Baca: Kemenhub Wacanakan Relokasi Bandara Rahadi Osman
"Anggarannya bisa masuk APBN Perubahan tahun ini atau tahun depan," ujar Budi usai konferensi pers hasil Rapat Koordinasi Pemerintah, Pemerintah Pusat, dan Bank Indonesia, di Hotel Grand Senyiur, Balikpapan, Jumat, 14 Juli 2017.
Budi menuturkan setidaknya akan ada empat titik lokasi pembangunan bandara perintis di Kalimantan Utara. Pembangunannya pun akan segera dimulai paling cepat pada semester dua tahun ini. Dia pun menyebutkan alasan pentingnya pembangunan bandara ini untuk mobilitas masyarakat.
"Sungai nggak bisa nyampe sana dan jauh sekali ratusan kilometer nggak bisa dijangkau dari darat," ucap Budi. Selain itu lokasi juga berada di wilayah dataran tinggi.
Menurut Budi, pembangunan bandara ini sepenuhnya akan didanai oleh pemerintah. "Swasta jelas ngga mau, karena perintis nggak ada uangnya."
Selanjutnya, di Kalimantan Barat kata Budi juga akan didukung pembangunan bandara di Singkawang. Pemberdayaan bandara juga akan diintensifkan di Samarinda, Kalimantan Timur, untuk mendorong daya saing daerah. "Karena tempat-tempat itu punya daya jangkau lebih dari 200 km dari kota terdekat yang punya bandara," ujarnya.
Tak hanya transportasi udara, Budi berujar pihaknya juga akan melanjutkan pembangunan infrastruktur laut di Kalimantan, salah satunya adalah Pelabuhan Internasional Maloy, di Kalimantan Timur. "Akan kami teruskan investasinya, dari pemerintah awalnya dan pembangunan bisa dari dalam atau luar negeri."
Baca: BI Buka Kantor Perwakilan di Kalimantan Utara
Salah satu investor yang sudah menyatakan ketertarikannya untuk ikut mengembangkan Pelabuhan Maloy adalah Pelindo IV. "Progressnya saat ini kan baru pembangunan tahap awal," ujar Budi.
GHOIDA RAHMAH