TEMPO.CO, Jakarta - Sampah di Jakarta dapat diolah menjadi energi listrik. Potensi ini akan dikembangkan dengan membangun pembangkit listrik berbasis sampah di Sunter, Jakarta Utara.
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Kementerian Koordinator Kemaritiman Arif Havas Oegroseno mengatakan pihaknya siap membangun waste plant di Sunter dalam rangka program waste to energy. Namun belum diketahui kapan hal tersebut bisa dibangun.
"Kami bangun satu dulu, sampah (yang diubah menjadi energi listrik) 2 ribu ton sehari, kapasitasnya 60 megawatt," katanya saat ditemui di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa, 11 Juli 2017.
Havas menuturkan program ini sebenarnya ramah lingkungan. Sebab, negara-negara yang sangat concern dalam isu lingkungan hidup, seperti Swedia, Norwegia, dan Denmark, memiliki program ini juga. "Norwegia merupakan negara yang sangat terdepan soal lingkungan hidup, bahkan Denmark impor sampah dari Prancis," ujarnya.
Baca: Sampah di Bali akan Dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik
Bahkan negara seperti Singapura sudah memiliki lima waste plant dalam program waste to energy. "Singapura ada lima, lho," ucapnya.
Havas mengaku pernah bertanya ke pihak Denmark soal perhitungan gas emisi program waste to energy. Pihak Denmark, kata dia, mengungkapkan emisi gas program itu tak lebih dari sepersepuluh pencemaran udara pesta kembang api pada malam tahun baru.
Sebelumnya, Mahkamah Agung mengabulkan permohonan warga untuk membatalkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Berbasis Sampah di DKI Jakarta, Kota Tangerang, Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya, dan Makassar. Alasannya, program ini dianggap tak ramah lingkungan.
Simak: Kementerian Lanjutkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Menurut Havas, ada juga yang beranggapan pemulung akan semakin sulit dengan adanya program ini. Ia menjelaskan, plastik-plastik yang masih bisa dijual dan didaur ulang tak akan dipakai dalam program waste to energy. "Plastik-plastik kecil itu (yang dipakai), beli minuman misalnya, kan ada plastik kecil (yang berada di tutup botol), itu mau diapain," tuturnya.
Program waste to energy adalah mengubah sampah Jakarta menjadi energi. Ini merupakan salah satu cara mengatasi sampah plastik, terutama di laut. Sehingga sampah jenis itu bisa dimanfaatkan menjadi hal yang berguna.
DIKO OKTARA