TEMPO.CO, CIREBON - Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) mempunyai dampak ekonomi terhadap warga sekitar. Salah satunya adalah para pemilik rumah makan yang berada di sepanjang jalur pantura Cirebon, Jawa Barat. Pengusaha rumah makan tersebut mengaku penghasilan mereka menurun setelah beroperasinya jalan tol Cipali.
"Waktu belum ada tol penghasilan saya bisa sampai Rp 2 juta per bulan sekarang hanya Rp 900 ribu jelas sangat menurun," kata pemilik Rumah Makan Sejahtera di Desa Winong Kecamatan Arjawinangun, Markasih di Cirebon, Rabu, 12 Juli 2017.
Dia mengatakan, sebelum adanya tol Cipali rumah makannya selalu ramai oleh para pengguna jalan pantura, namun sekarang ini rumah makannya mulai sepi, karena para pengendara juga lebih memilih melalui jalan tol.
Simak: Urai Kemacetan, Tol Cipali Beri Diskon dan Bulatkan Tarif
Markisah membandingkan saat musim mudik dan balik, sebelum ada Tol Cipali dan setelah beroperasinya, ia bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp 5 juta lebih. Dengan penghasilan tersebut, dia mengaku bisa memperkerjakan satu orang sebagai pelayan, tahun ini penghasilan pada musim mudik dan balik Lebaran hanya Rp 2 jutaan. "Sekarang tidak bisa memperkerjakan pelayan, yang sangat terasa dua tahun ini penghasilan menurun dan banyaknya pemotor hanya membeli rokok sama minum," tuturnya.
Senada dengan Markisah, Juhroh yang membuka warung kecil di pantura Palimanan merasakan dampak adanya tol Cipali dan ia mengaku sempat menutup warungnya sampai sembilan bulan. "Pernah saya tutup warung sampai sembilan bulan, karena tidak ada pembeli, untuk sekarang juga jarang-jarang buka," katanya.
Tidak hanya di pantura Cirebon, dengan adanya tol Cipali banyak rumah makan di jalan pantura Indramayu juga sangat terdampak dan bahkan banyak yang gulung tikar.
BISNIS.COM