TEMPO.CO, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih tertekan hari ini. Hal itu salah satunya disebabkan masih adanya kekhawatiran pelaku pasar terkait dengan sistem Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berpotensi kembali terkena gangguan seperti kemarin.
“Ada juga sentimen lain seperti melemahnya laju nilai tukar rupiah dan obligasi yang dibarengi dengan melemahnya harga minyak mentah dunia,” ujar Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 11 Juli 2017.
IHSG yang kemarin sempat terhenti selama satu jam lebih akhirnya kembali normal di akhir perdagangan. Namun, IHSG belum bergerak dari zona merah. Antisipasi sentimen yang dapat membuat pelemahan itu kata Reza kembali berlanjut. “Asing mencatatkan nett sell Rp 536,72 miliar dari sebelumnya Rp 341,44 miliar.”
Reza berujar IHSG kemarin ditutup melemah 0,74 persen di level 5.771,506. Adapun support pertama dan kedua tercatat pada level 5.751,792 dan 5.732,078, sedangkan resistance pertama dan kedua berada pada level 5.808,767 dan 5.846,028.
“Terdapat pola black closing marubozu candle yang mengindikasikan potensi koreksi sehat pada pergerakan indeks, sehingga IHSG akan berpotensi menuju ke level support di area 5.752 dan 5.732,” katanya.
Menurut Reza, pelemahan yang terjadi karena adanya gangguan sistem berkontribusi kecil, dan diperkirakan tak akan terjadi dalam waktu lama. Dia menilai ada faktor lain yang lebih berkontribusi pada pelemahan IHSG.
Dari tren yang terbentuk, Reza menambahkan terdapat potensi penurunan lanjutan di mana kondisi tersebut mirip dengan pola yang terjadi pada 22-30 Mei 2017, setelah IHSG menyentuh level tertinggi saat itu. “Diharapkan aksi beli kembali terjadi sehingga dapat mengangkat laju IHSG, tapi tetap antisipasi sentimen yang dapat membuat pelemahan kembali berlanjut.”
GHOIDA RAHMAH