TEMPO.CO, Jakarta -Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengklaim harga pangan selama puasa dan lebaran tahun 2017 adalah paling stabil sepanjang 10 tahun terakhir. Ketua KPPU Syarkawi Rauf mengatakan capaian ini berdampak positif pada perekonomian nasional.
Menurut Syarkawi, stabilnya harga pangan tahun ini tidak lepas dari kinerja Tim Satuan Tugas (Satgas) Pangan yang dibentuk Kapolri, Tim Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan sepanjang bulan Ramadan dan Lebaran Idul Fitri 1438 H lalu. Kestabilan harga jual dan pasokan sejumlah komoditas pangan selama ini, mampu menumbuhkan kepercayaan investor yang tercermin pada penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sesi awal perdagangan paska libur puasa dan lebaran kemarin.
"Pengawasan Tim Satgas Pangan Polri, Tim kemendag dan Kementan membuat pasokan pangan stabil, dan berdampak pada harga pangan yang stabil bahkan cenderung turun," kata Syarkawi dalam pernyataan tertulisnya, Rabu, 5 Juli 2017.
Dia menuturkan, sekitar 0,69 persen penyumbang utama inflasi pada Juni 2017 bukan lagi komoditas pangan tetapi angkutan udara. Hal inilah yang mendorong ekspektasi positif para investor mampu menguatkan IHSG hingga mencapai rekor 5.910 point.
Syarkawi menyebut ada empat komoditas pangan yang menjadi sorotan utama KPPU bersama-sama dengan Tim Satgas Pangan Polri selama puasa dan lebaran 1438 H, yakni daging sapi, gula, minyak goreng, serta bawang putih. Tim Satgas Pangan Polri bersama KPPU, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Dalam Negeri, dan Perum Bulog, kata Syarkawi, secara intensif menggelar inspeksi mendadak ke sejumlah pasar dan rumah pemotongan hewan di kota-kota besar untuk memantau perkembangan pasokan dan harga.
Menurut Syarkawi, koordinasi lintas kementerian/lembaga mempersempit ruang gerak para spekulan yang selama ini berperan memainkan harga jual, sehingga pasokan pangan cukup lancar dan membuat harga jual terkendali. Sebagai contoh, pada tahun-tahun sebelumnya, harga daging sapi segar bisa mencapai hingga Rp 150 ribu per kilogram, tapi pada lebaran lalu harganya stabil di kisaran Rp 120 ribu per kilogram. Sementara harga daging sapi beku tetap stabil Rp 80 ribu per kg sesuai dengan ketentuan harga eceran tertinggi (HET) Kemendag.
Syarkawi menjelaskan, harga gula di pasar-pasar ritel masih stabil sesuai HET senilai Rp 12.500 per kilogram. Padahal, di tahun lalu harganya sempat menyentuh Rp 18 ribu per kilogram. Begitu juga harga minyak goreng yang tetap sesuai HET senilai Rp 11 ribu per kilogram atau bahkan Rp 10 ribu di pasar tradisional. Untuk minyak kemasan sederhana tahun lalu naik hingga Rp 23 ribu per kilogram. Sementara harga bawang putih yang kualitas medium jenis hunan harganya secara rata dibawah Rp 40 per kilogram.
Stabilnya harga-harga komoditas pangan tersebut, ujar Syarkawi, secara langsung berdampak pada penurunan laju inflasi nasional. Pada Juni 2017, inflasi tercatat hanya mencapai 0,69 persen dengan penyumbang terbesar berupa kenaikan tarif listrik dan biaya transportasi udara. Angka inflasi ini lebih rendah ketimbang rata-rata inflasi periode puasa dan lebaran tiga tahun terakhir sebesar 0,85 persen month to month.
Menurut Syarkawi, dengan inflasi yang rendah tentunya memberikan dampak positif pada perekonomian nasional. "Biasanya harga pangan menjadi penyumbang utama inflasi. Dengan inflasi yang rendah, prospek ekonomi akan lebih membaik dengan tumbuhnya ekspektasi investor di pasar bursa saham," ujarnya.
Syarkawi menambahkan, meskipun musim puasa dan lebaran 1438 H telah berlalu, Tim lintas kementerian/lembaga bersama Satgas Pangan Polri akan terus menjaga kestabilan pasokan dan harga pangan utama lainnya. Seperti komoditas beras, ayam, dan cabai. "Kami berharap tim lintas kementerian dan lembaga dapat membangun sistem Koordinasi yang lebih baik, sehingga dapat memberikan solusi baik jangka sangat pendek, pendek, menengah, maupun jangka panjang," katanya.
MAYA AYU PUSPITASARI