TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan Direktorat Jenderal Perkeretaapian mendapatkan paling banyak alokasi anggaran pada 2018. Sebab, ada sejumlah proyek yang membuat direktorat tersebut membutuhkan anggaran lebih.
"Banyak sekali inisiatif di sektor kereta api dan memang butuh anggaran yang relatif lebih," kata Budi Karya saat ditemui di ruang rapat Komisi V DPR, Jakarta, Rabu, 5 Juli 2017.
Budi Karya menuturkan anggaran yang lebih bagi Ditjen Perkeretaapian akan digunakan untuk beberapa proyek, seperti LRT, MRT, dan sarana-sarana lain. Direktorat lain yang juga memiliki anggaran besar di pagu indikatif 2018 adalah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
Baca: Serapan Anggaran Semester I Kemenhub Baru 27,12 Persen
Adapun pagu indikatif Kementerian Perhubungan tahun 2018 adalah Rp 48,486 triliun. Rinciannya adalah Ditjen Perkeretaapian mendapatkan Rp 16,594 triliun, Ditjen Perhubungan Darat Rp 4,582 triliun, Ditjen Perhubungan Laut Rp 11,6 triliun, dan Ditjen Perhubungan Udara Rp 9,146 triliun.
Fokus yang dikejar Kementerian Perhubungan pada tahun anggaran 2018 adalah bagaimana meningkatkan keamanan di sektor transportasi. Kedua adalah meningkatkan network service kegiatan-kegiatan transportasi.
Budi Karya mengungkapkan, dari dua fokus itu, pihaknya akan berusaha memperbaiki peralatan-peralatan yang dimiliki untuk dibangun dan dikembangkan. "Kami membangun sarana dan prasarana di banyak tempat."
Baca: Pemerintah Prioritaskan Penyelesaian Jalur Kereta Trans-Sulawesi
Menurut Budi Karya, di sektor laut, pihaknya akan banyak membangun pelabuhan-pelabuhan dan berinvestasi di sejumlah kapal perintis. "Kami banyak membangun pelabuhan dan berinvestasi di beberapa kapal-kapal perintis."
Mantan Direktur Utama Angkasa Pura II itu mengatakan di sektor perhubungan udara, pihaknya akan membangun sejumlah bandara baru. Rencananya bandara-bandara baru ini akan dibangun di tempat terluar Indonesia. "Kalau di Papua itu (dibangun) di ketinggian," ujarnya.
Sektor perhubungan darat, kata Budi Karya, akan berkonsentrasi pada pembangunan-pembangunan terminal. Ini terkait dengan rencana revitalisasi angkutan bus. Diketahui Ditjen Perhubungan Darat berencana membangun 11 terminal tipe A dan merehabilitasi 8 terminal tipe A pada 2018.
DIKO OKTARA