TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan promo-promo taksi online dalam jangka panjang membuat para penyedia layanan saling membunuh. Sehingga ke depannya akan menimbulkan monopoli di sektor penyedia jasa taksi online.
"Kalau sudah ada saling membunuh, sudah ada pemenang, dia monopoli, harganya bisa terkendali," kata Budi saat ditemui di ruang rapat Komisi V DPR, Jakarta, Rabu, 5 Juli 2017.
Baca: Pemerintah Tetapkan Tarif Baru Taksi Online, Berlaku 1 Juli 2017
Budi menuturkan promo dalam jangka pendek memang menguntungkan individu, tapi dalam jangka panjang membahayakan. "Bisa saja enam bulan senang, tapi 10 tahun kemudian dimonopoli satu operator."
Menurut dia, ada kecenderungan para operator bersaing untuk saling mematikan. Karena itu, pihaknya melakukan kesetaraan agar para operator tetap beroperasi dengan baik, yakni beroperasi dengan harga yang pantas dan rasional.
Simak: Iuran Asuransi Masuk di dalam Aturan Tarif Baru Taksi Online
Budi mengungkapkan, diskusi mengenai pembatasan tarif batas bawah dan tarif batas atas taksi online sudah berjalan selama sembilan bulan. Ia menambahkan, kebijakan ini juga sangat melindungi konsumen. "Melindungi konsumen untuk jangka panjang."
Skema tarif yang baru, kata Budi, sebenarnya lebih murah 15 persen bagi konsumen. "Ini juga memikirkan sopir, bukan pelanggannya saja," ujarnya.
DIKO OKTARA