TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengapresiasi inflasi pada Juni sebesar 0,69 persen dibandingkan Mei. Meski demikian ia masih menganggap hal tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan tahun lalu.
“Memang agak tinggi. Artinya 0,69 persen itu agak di atas harapanlah. Tapi kalau dilihat year to date nya masih oke, year on year nya masih oke,” tutur Darmin Nasution di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin, 3 Juli 2017.
Simak: Bahan Baku Gudeg Mendongkrak Inflasi di Yogyakarta
Menurut Darmin, inflasi pada Juni lebih banyak disebabkan dari sisi perumahan, kemudian pakaian, mengingat Juni berbarengan dengan perayaan puasa dan idul fitri, baru kemudian disumbang oleh sektor pangan. “Sebetulnya sih pangan itu memang menjelang lebaran itu naik dulu dia, beberapa hari kemudian dia agak turun lagi. Cuma enggak ketangkep lagi, udah lewat. Dia ketangkapnya waktu naik,” ucap Darmin.
Darmin berharap, hingga Desember mendatang harga pangan tidak akan mengalami lonjakan terlalu tinggi sehingga inflasi dari kelompok tersebut masih dapat dikendalikan. “Sekarang masih oke. Harapan saya iya, karena kami masih terus mengurusi supaya inflasi terutama pangan, tidak terlalu tinggi. Di pangan kami berusaha betul supaya inflasi bisa turun lagi, jangan 0,69 persen,” tuturnya.
Hari ini Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi pada Juni menyentuh 0,69 persen. Dengan demikian inflasi sepanjang Januari hingga Juni tercatat sebesar 2,38 persen. Adapun inflasi tahun ke tahun atau Juni 2017 dibandingkan Juni 2016 sebesar 4,37 persen.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto, inflasi Juni terutama dipengaruhi oleh penyesuaian tarif listrik untuk rumah tangga pelanggan 900 VA, angkutan udara, dan angkutan antar kota, sedangkan inflasi bahan pangan relatif terkendali.
Untuk inflasi terbesar terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar yang mencapai 0,75 persen dengan andil 0,18 persen. "Yang dominan berpengaruh adalah penyesuaian tarif listrik 900 VA dan kenaikan tarif air minum PAM," ujar Suhariyanto.
Adapun pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mencapai 1,27 persen dengan andil 0,23 persen. "Kenaikan tarif angkutan udara memiliki andil 0,12 persen, kenaikan tarif angkutan antar kota 0,08 persen, dan kenaikan tarif kereta api 0,01 persen."
Sementara itu, inflasi pada kelompok sandang mencapai 0,78 persen dengan andil 0,05 persen di mana terdapat kenaikan pada harga emas perhiasan dan baju muslim wanita. Adapun inflasi harga barang yang diatur pemerintah mencapai 2,1 persen dengan andil 0,42 persen dan inflasi harga pangan bergejolak mencapai 0,65 persen dengan andil 0,12 persen.
DESTRIANITA | ANGELINA ANJAR