TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto mengatakan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Mei 2017 mencapai 1,16 juta kunjungan. Jumlah tersebut naik 1,49 persen dibandingkan April 2017 atau naik 26,66 persen dibandingkan Mei 2016.
"Ini tren yang menggembirakan karena jumlah wisman selalu naik dari bulan ke bulan," kata Suhariyanto dalam konferensi persnya di Gedung BPS, Jakarta, Senin, 3 Juli 2017.
Secara kumulatif, yakni dari Januari sampai Mei 2017, jumlah kunjungan wisman mencapai 5,36 juta kunjungan. Berdasarkan data BPS, jumlah itu pun meningkat hingga 20,85 persen dibandingkan Januari-Mei 2016 yang mana jumlah kunjungan wisman mencapai 4,43 juta kunjungan.
Baca: Cina Masih Dominasi Kunjungan Wisman ke Indonesia
Suhariyanto menuturkan kenaikan kunjungan wisman tertinggi terjadi di Bandara Sam Ratulangi. Dibandingkan Mei 2016, kunjungan wisman di sana naik 449,02 persen. "Ini dikarenakan adanya pembukaan direct flight dari Manado ke beberapa kota di Cina," ujarnya.
Menurut data BPS, kunjungan wisman melalui 19 pintu utama pada Mei 2017 mencapai 963,31 ribu kunjungan atau naik 11,31 persen dibandingkan Mei 2016. Dari jumlah tersebut, wisman reguler sebesar 938,62 ribu kunjungan dan wisman khusus sebesar 24,69 ribu kunjungan.
Adapun kunjungan wisman di luar 19 pintu utana pada Mei 2017 mencapai 195,89 ribu kunjungan atau naik 293,47 persen dibandingkan Mei 2017. Dari jumlah itu, wisman dari pos lintas batas sebesar 156,05 ribu kunjungan dan wisman dari pintu lainnya sebesar 39,84 ribu kunjungan.
Simak: Kemenhub Dukung Target 15 Juta Wisman Tahun Ini
Untuk kunjungan melalui tiga pintu utama, Bandara Ngurah Rai mencapai 486,64 ribu kunjungan atau naik 23,37 persen dibanding Mei 2016, Bandara Soekarno-Hatta 204,72 ribu kunjungan atau naik 9,16 persen, dan Bandara Batam 112,33 ribu kunjungan atau turun 15,16 persen.
Menurut kebangsaan, kunjungan wisman didominasi oleh wisman dari Cina yang mencapai 152,91 ribu kunjungan atau 13,19 persen dari total kunjungan wisman. "Banyak wisman dari Tiongkok karena ekonomi di sana sangat pesat sehingga berpengaruh pada pendapatan per kapita."
ANGELINA ANJAR SAWITRI