TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Sugihardjo, meninjau persiapan arus balik libur Lebaran, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dalam sidaknya, Sugihardjo sempat menyindir ketiadaan garbarata atau jembatan penumpang dari ruang tunggu ke kapal.
"Kalau kita bicara di Medan, Makassar, Surabaya, bahkan Sorong, untuk mobilitas penumpang dari terminal ke kapal dan sebaliknya itu sudah menggunakan Garbarata," kata Sugihardjo, Selasa, 27 Juni 2017.
Baca: PT JICT Klaim Sukses Layani Kapal Raksasa Prancis
Pelabuhan Tanjung Priok masih menggunakan tangga manual yang didorong saat ini. "Barangkali saya imbau untuk segera direalisasikan pembangunan Garbarata untuk layanan penumpang," katanya. Pihak pelabuhan sendiri mengklaim pembangunan garbarata masih dalam persiapan untuk dibangun pada 2018.
Menurut Sugihardjo, fasilitas terminal untuk penumpang termasuk penyediaan garbarata lebih untuk meningkatkan pelayanan. "Karena kalau dihitung dari sisi komersial mungkin tidak masuk antara biaya terminal dengan pendapatan," kata dia. Namun, penyediaan garbarata lebih untuk perhatian kepada penumpang.
Baca: Gandeng Pelindo II, CMA-CGM Target Kuasai 20 Persen Pangsa Pasar
Sindiran Sugihardjo beralasan. Sebab, ketika Kapal Motor Umsini asal Kupang, Nusa Tenggara Timur merapat ke dermaga, sebanyak sembilan orang harus mendorong tangga untuk turunnya penumpang. Kapal berkapasitas 2.000 orang ini mengangkut 800 orang dengan perjalanan mencapai 4 hari untuk tiba di Jakarta.
Sugihardjo sendiri memprediksi puncak arus balik melalui Pelabuhan Tanjung Priok pada 30 Juni-1 Juli 2017. Meskipun mudik menggunakan kapal laut mulai ditinggalkan masyarakat, dia menyatakan,"namun untuk mengangkut logistik, kapal laut tetap menjadi andalan."
ARKHELAUS W.