TEMPO.CO, Jakarta - Analis First Asia Capital, David Sutyanto, memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak bervariasi rawan koreksi pada perdagangan hari terakhir sebelum Lebaran. IHSG di Bursa Efek Indonesia diperkirakan bergerak di support 5.790 hingga resisten di 5.830.
Baca: Diprediksi Melemah, IHSG Justru Menguat 9,14 Poin
David mengatakan penguatan IHSG akan dibayangi aksi ambil untung jangka pendek. "Aksi tersebut berpeluang membawa IHSG terkoreksi," katanya, seperti dilansir keterangan tertulis, Kamis, 22 Juni 2017.
IHSG pada perdagangan kemarin bergerak dalam rentang terbatas, tapi berhasil ditutup di teritori positif. Penguatan indeks terutama ditopang pembelian di sesi akhir. IHSG kemarin ditutup di level tertinggi baru, yaitu di 5.818,552, atau menguat 26,648 poin.
Penguatan IHSG kemarin terutama ditopang aksi beli selektif atas sejumlah saham unggulan yang bergerak di perbankan dan infrastruktur, terutama telekomunikasi dan operator jalan tol. Sedangkan saham yang tertinggal, yakni saham tambang, terutama yang berbasis energi dan perkebunan, seiring tren bearish harga komoditasnya.
Penguatan IHSG terjadi di tengah tekanan jual yang umumnya terjadi di sejumlah bursa utama Asia. Pasalnya, harga minyak mentah terkoreksi dan masuknya Cina dalam daftar MSCI Emerging Market.
Sedangkan Wall Street tadi malam ditutup bervariasi. Indeks DJIA dan S&P kembali koreksi masing-masing 0,3 persen dan 0,1 persen di 21 410,03 dan 2.435,61.
David mengatakan koreksi Indeks DJIA dan S&P terutama dipicu tekanan jual di saham-saham berbasis energi dan industri setelah harga minyak tadi malam kembali drop. Harga minyak mentah di Amerika tadi malam melanjutkan tren bearish dengan koreksi 2,25 persen di US$ 42,53 per barel. Koreksi harga minyak terjadi menyusul berlanjutnya kekhawatiran kelebihan produksi meskipun OPEC telah memangkas produksinya 1,8 juta barel per hari sejak awal tahun ini. Namun secara technical harga minyak berpeluang rebound karena sudah jatuh 20 persen sejak Februari lalu.
Baca: Lebaran, KAI Sesuaikan Tarif Kereta Ekonomi Bersubsidi
Sementara itu, anjloknya saham sektor energi diimbangi dengan kenaikan di saham-saham berbasis teknologi. Saham biotek berhasil mengangkat kembali indeks Nasdaq tadi malam.
VINDRY FLORENTIN