TEMPO.CO, SURABAYA - Pemerintah menargetkan pengerjaan proyek trem di Surabaya bisa segera dimulai. Menurut Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Prasetyo Boeditjahjono, jika dikerjakan saat ini, trem Surabaya bisa selesai sebelum 2020.
Sedikitnya, proyek tersebut bisa rampung untuk loop (rute) sampai Jalan Tunjungan. “Kami mulai tahun ini. Pada 2018 nanti langsung berjalan kencang, syukur-syukur 2019 sudah selesai,” kata Prasetyo di Balai Kota Surabaya, dilansir Koran Tempo edisi Sabtu 17 Juni 2017.
Simak: Risma: Proyek Trem Surabaya Dibiayai APBN
Prasetyo menegaskan proyek trem ini akan dibangun oleh pemerintah pusat. PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan bertindak sebagai operator yang mengoperasikan moda angkutan massal berbasis rel tersebut.
Menurut dia, proyek angkutan massal cepat di Kota Pahlawan ini bertujuan untuk reaktivasi atau mengaktifkan kembali jalur trem yang dulu pernah ada. “Prasarananya milik negara. Jadi, ini dibangun lagi oleh negara.” Soal pendanaan, Prasetyo mengatakan sudah ada rencana untuk menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pemerintah pusat baru mengucurkan Rp 100 miliar pada tahun ini. “Tapi nanti sambil jalan bisa kami selesaikan. Sudah banyak skema pembiayaan yang bisa diterapkan,” ucap dia.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, mengatakan sudah ada berbagai persiapan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Salah satunya adalah melakukan marking atau penandaan Jalan Tunjungan sebagai lokasi awal pengerjaan trem serta mempersiapkan jalan di kawasan Simpang Dukuh sebagai pengalih arus lalu lintas dan pengecilan jalan. “Kami sudah melakukan pengukuran, termasuk pengalihan arus. Saya pimpin sendiri untuk pembongkaran bangunan yang sudah kami ganti rugi untuk pelebaran jalan,” ujar Risma. Dia memperkirakan harga tiket trem bisa di bawah Rp 10 ribu.
Setelah sempat dicoret dari APBN 2017, proyek trem Surabaya akhirnya mendapat kepastian sumber pendanaan. Berdasarkan hasil rapat dengan Kementerian Perhubungan di Jakarta pada Senin, 5 Juni lalu, pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan bersedia membiayai.
Total anggaran trem yang dialokasikan dari APBN mencapai Rp 2,7 triliun. Tapi untuk tahun ini baru dikucurkan Rp 100 miliar. Angka itu dipakai untuk membiayai proyek trem trayek utara ke selatan Kota Pahlawan. Sedangkan untuk light rail transit trayek timur-barat, pemerintah menawarkan skema kerja sama pemerintah badan usaha (KPBU).
Sebelumnya, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani, mengatakan akan menggunakan skema KPBU untuk membiayai trem Surabaya. "Sepemahaman saya, paling memungkinkan menggunakan skema itu," kata Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani, kepada Tempo.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Irvan Wahyu Drajat, mengatakan proyek kereta ini telah diperhitungkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Skema lain yang pernah dipertimbangkan adalah build-operate-transfer (BOT), di mana pihak swasta yang menyediakan, membangun, dan mengoperasikan proyek tersebut. "Besok Senin baru bisa disampaikan, apakah pembiayaan memakai sistem BOT atau pinjaman."
ANGELINA ANJAR | ARTIKA RACHMI FARMITA (SURABAYA) | FERY FIRMANSYAH