TEMPO.CO, Jakarta - Analis First Asia Capital, David Sutyanto, mengatakan perdagangan saham hari ini akan dipengaruhi kondisi pasar saham global yang kurang kondusif.
"IHSG diperkirakan bergerak bervariasi dalam rentang konsolidasi rawan koreksi lanjutan," katanya seperti dilansir keterangan tertulis, Jumat, 16 Juni 2017. IHSG diperkirakan support di 5.760 dengan peluang penguatan akan menguji resisten di 5.810.
Baca: BPS: Perekomian Indonesia Tak Terimbas Konflik Qatar
Menurut David, perdagangan saham juga akan dipengaruhi pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Laju rupiah diperkirakan cenderung melemah seiring dengan penguatan dolar pasca-kenaikan bunga Fed Fund Rate. Bank Indonesia (BI) kemarin menahan tingkat bunga BI 7-day reserve repo rate di 4,75 persen.
IHSG pada perdagangan kemarin terkoreksi dipicu aksi ambil untung pemodal. Indeks ditutup koreksi 16,614 poin atau 0,29 persen di 5.776,283. Nilai transaksi di pasar reguler hanya mencapai Rp 3,96 triliun dan pemodal asing cenderung melepas saham dengan penjualan bersih Rp 269,81 miliar.
David mengatakan pelaku pasar cenderung melakukan aksi ambil untung setelah pasar saham kawasan Asia mengkhawatirkan keputusan Bank Sentral Amerika, Federal Reserve/The Fed, yang menaikkan tingkat bunga FFR 25 basis poin menjadi 1,25 persen pada malam sebelumnya. Harga minyak mentah yang kembali anjlok hingga US$ 44,73 per barel kemarin turut menekan pergerakan harga sejumlah saham yang berbasis komoditas, terutama energi, seperti saham emiten batu bara.
VINDRY FLORENTIN