TEMPO.CO, Jakarta - Perum Bulog mengajak peternak unggas rakyat untuk mencari daerah produksi jagung guna menjamin ketersediaan jagung sebagai bahan baku pakan ternak, pada bulan Juli. Ini menjawab kegelisahan peternak akan kelangkaan jagung pada bulan tersebut.
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti meminta kerjasama para peternak untuk mencari daerah produksi jagung yang memenuhi spesifikasi sebagai pakan ternak, baik secara kualitas dan harga. Selanjutnya, Bulog dapat melakukan serapan jagung untuk kemudian didistribusikan kepada peternak unggas.
Selama ini, peternak sulit menyerap jagung lokal karena harga yang tinggi di tingkat petani yakni Rp 4.500 - Rp 4.700 per kg, jauh dari jagung di gudang Bulog seharga Rp 4.000 per kg. Selain itu, daerah produksi jagung tersebar dan jauh dari sentra peternakan unggas, sehingga menyulitkan distribusi.
Di sisi lain, sisa stok jagung impor di gudang Bulog sebanyak 62.900 ton sebagian telah turun mutu karena terlalu lama tersimpan di dalam gudang. Adapun, stok jagung lokal di gudang Bulog tersisa 100 ton.
Untuk itu, Bulog perlu segera menyerap jagung lokal bekerjasama dengan peternak. Namun, imbuh Djarot, peternak perlu segera berkoordinasi dengan kementerian teknis terkait jika akhirnya jagung lokal sulit diperoleh.
Jika jagung lokal sulit diperoleh, Bulog juga siap jika akhirnya memperoleh penugasan untuk kembali impor jagung.