TEMPO.CO, BANDUNG — Pembiayaan dengan sindikasi 7 Bank Pembangunan Daerah (BPD) Syariah senilai Rp 906 miliar untuk pembangunan bandara Kertajati di Majalengka telah diteken. Direktur Operasional Dan Unit Usaha Syariah, Bank Jateng Syariah, Hanawijaya mengatakan, Bank Jateng Syariah menggelontorkan pinjaman paling besar yakni Rp 366 miliar disusul Bank Sumut Syariah Rp 150 miliar.
Sisanya Bank Kalsel Syariah, Bank Kalbar Syariah, Bank Jambi Syariah, Bank Sulselbar Syariah masing-masing Rp 100 miliar, sisanya Rp 40 miliar digenapi oleh Bank BJB Syariah. “Akadnya musyarakah, jadi untuk sementara return-nya itu ekuivalen 10,5 persen kira-kira per anual, per tahun, itu anuitas konsepnya,” kata dia setelah penandatanganan akad itu di Gedung Sate Bandung, Selasa, 13 Juni 2017.
Simak: Kemenhub Gelontorkan Rp 240 Miliar untuk Bandara Kertajati
Menurut Hanawijaya, pencairan pembiayaan tahap pertama dijadwalakn pada Juli 2017 ini setara Rp 250 miliar. Hanya dia meminta syarat agar PT BIJB secepatnya menuntaskan pembicaraan KSO (Kerja Sama Operasi) dengan PT Angkasa Pura II untuk pengoperasian bandara Kertajati. “KSO agar segera dituntaskan setelah Lebaran,” kata dia.
Hanawijaya mengatakan, masih ada bank syariah di luar sindikasi bank syariah ini yang tertarik memberikan pembiayaan tahap dua untuk pembangunan bandara Kertajati. Mayoritas menunggu rampungnya KSO antara BIJB dengan PT AP II. “Ada 8 bank syariah sudah menandatangani Non Dislcosure Agreement untuk pembiayaan tahap II,” kata dia.
Simak: Bandara Kertajati Raih Pembiayaan Rp 930 Miliar
Dana yang terhimpun dari sindikasi bank syariah di tahap II itu, Hanawijaya yakin sanggup membiayai kebutuhan pembiayaan yang tersisa untuk membangun bandara Kertajati. “Indikasinya kurang lebih Rp 1 triliun. Di luar yang ini, (bank) syariah semua, leadingnya kami Bank Jateng Syariah,” kata Hanawijaya.
Menurut Hanawijaya, Bank Jateng Syariah sengaja mengambil porsi terbesar dan memimpin sindikasi tersebut karena keberadaan bandara Kertajati di Majalengka itu juga akan mempermudah akses warga Jawa Tengah bagian barat yang berbatasan dengan Jawa Barat untuk mengakses transportasi udara.
“Kami sudah tes kemarin, dari Tegal dan Brebes itu lewat Breksit sampai Cirebon itu 1 jam, dari Cirebon ke BIJB itu bisa 15 menit. Selama ini dari Brebes ke Bandara Ahmad Yani di Semarang itu bisa 5-6 jam,” kata dia. “Ini juga akan memberikan dampak ekonomi juga buat Jawa Tengah bagian barat.”
Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra mengatakan, perhitungan terkahir pembiayaan proyek bandara Kertajati ini membutuhkan dana hingga Rp 2,5 triliun. Perinciannya terdiri dari biaya total project Rp 2,1 triliun, dana cadangan Rp 200 miliar, sisanya biaya opersional 3 tahun.
Modal yang dikantungi PT BIJB baru berasal dair setoran pemilik modal yakni pemerintah Jawa Barat dan PT Jasa Sarana seluruhnya Rp 808 miliar. “Totalnya Rp 2,5 triliun itu awalnya 70 persennya dibiayai modal ada pemprov jabar, dan rencananya di situ juga ada RDPT. Sisanya 30 persen itu loan,” kata Virda.
AHMAD FIKRI