TEMPO.CO, BANDUNG — Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia, Daerah Operasi II Bandung, Joni Martinus mengatakan, ada 47 titik rawan di wilayah Daerah Operasi II Bandung yang dijaga 24 jam oleh petugas kereta api selama musim mudik Lebaran 2017.
“Itu rawan banjir, rawan amblesan artinya rawan tanah di bawahnya turun, rawan longsor, dan rawan jatuhnya batu-batu dari atas tebing, termasuk juga rawan pencurian. Kita identifikasi 47 titik,” kata dia saat dihubungi Tempo, Selasa, 13 Juni 2017.
Simak: Tiket Mudik Cepat Habis, KAI Bantah Beri Alokasi ke Agen
Joni mengatakan, seluruhnya ada 170 petugas yang disebar berjaga di 47 titik itu. “Rata-rata setiap titik dijaga 4 petugas.Mereka simultan berjaga bergnntain memantau titik-titik rawan tersebut,” kata dia.
Menurut Joni, ada dua rute kereta api di wilayahnya yang mendapat pengawasan penuh yang menjadi bagian dari 47 lokasi ini karean rawan longsor. “Contohnya kita lagi fokus di KM 110 di antara Sukatani-Ciganea, itu termasuk yang paling riskan untuk terjadinya rwan longsor,” kata dia.
Joni mengatakan, dua bulan lalu di lokasi itu sempat longsor sehingga memaksa kecepatan kereta diturunkan hingga 20 kilometer per jam selama proses perbaikan penguatan jalur. “Kita pantau terus. Petugas kita bekali alat kerja seperti HT, dan ada alat pengukur penurunan tanah,” kata dia.
Simak: Mudik 2017, Tim Gegana Disiagakan di 4 Stasiun
Lokasi selanjutnya yang mendapat pengawasn ketat berada di KM 107 karena rawan amblas. “Itu daerah ambelsan, di KM107 diantara Stasiun Purwakarta dan Ciganea itu merupakan titik yang kita jaga,” kata Joni.
Menurut Joni, selain menyiagakan petugasnya, di dua lokas itu PT Kereta Api juga memberlakukan penurunan kecepatan kereta saat melintasinya. “Dua lokasi itu yang paling rawan, maka dari itu kereta api yang melintasi 2 titik itu kita batasi kecepatannya maksimal 40 kilometer per jam, kalau dalam kondisi normal itu bisa 70 kilometer perjam. Tapi karena daerah ini masih kita jaga,” kata dia.
Joni mengatakan, untuk mengatasi keret anjlok, PT Kereta Api menggelar simulasi penangan gerbong kereta anjlok untuk mengecek kesiapan petugas. “Kita ingin cepat teratasi. Kalu anjlok kita ingin secepat mungkin teratasi. Kita mensimulasikan kereta tadi kita sengaja buat anjok. Kita angkat kembali, dan kemudian kita membandingkan berapa lama melakukannya,” kata dia.
AHMAD FIKRI