TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Koordinator Kemaritiman mengaku belum bisa mengatakan berapa jumlah devisa yang bisa dihasilkan dari pertemuan IMF dan World Bank di Bali tahun depan. Dengan adanya 3.000 kegiatan selama pertemuan tersebut angkanya akan signifikan.
Baca: Lima Destinasi Wisata Sambut Pertemuan IMF - World Bank 2018
"Karena Indonesia menjadi negara tujuan investasi yang diinginkan negara lain," kata Luhut saat ditemui di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa, 13 Juni 2017.
Luhut mengatakan pemerintah sudah menyiapkan semua, ditambah dengan level investment grade Indonesia, tak ada alasan negara lain tidak berinvestasi di Indonesia. "Kita itu bagus, dari sisi keuangan transparan."
Annual Meeting IMF dan World Bank akan diselenggarakan pada 8-14 Oktober 2018. Pertemuan ini akan dihadiri oleh para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari 189 negara. Selain itu juga akan dihadiri oleh para pelaku bisnis dan industri dari seluruh dunia.
Menurut Luhut persiapan sudah baik, bahkan minggu depan diharapkan konsep dan time table pelaksanaan bisa 95 persen. Di dalam rapat pertama kementerian, lembaga dan instansi terkait sudah memberikan konsep besar dari pelaksanaan kegiatan nanti.
Luhut mengungkapkan pihaknya selaku panitia nasional juga ingin anggaran yang dibutuhkan agar diefisiensikan. Terlebih banyak acara yang akan diselenggarakan selama perhelatan tersebut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan side event membutuhkan kerja dan koordinasi yang sangat detail di semua level. Pemerintah juga bekerja sama dengan panitia dari IMF dan World Bank.
Baca: Pertemuan IMF dan Bank Dunia, Pengusaha Hotel Bali Naikkan Tarif
Menurut Sri Mulyani, ajang ini akan menjadi tempat untuk Indonesia mempresentasikan kemajuan pembangunan yang sudah dilakukan pasca krisis moneter 1997-1998. "Tak hanya soal menjadi tuan rumah, tapi menunjukkan kemajuan pembangunan."
DIKO OKTARA