TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengatakan ada tiga industry yang berpotensi menggunakan gas yang dihasilkan Blok Masela, Maluku Utara. “Kalau potensi ada yaitu pabrik pupuk, metanol, dan dimetyl ether. Itu gasnya dari Masela,” Kata Airlangga selepas rapat koordinasi bersama Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut Binsar Panjaitan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Maritim, Jakarta Pusat, Senin, 12 Juni 2017.
Baca: Pertamina Bakal Ambil Alih Hampir Separuh Gas Pipa Masela
Mengenai lokasi pabrik, menurut Airlangga, ketiga industri tersebut menunggu kepastian titik pembangunan kilangnya. “Jadi ya Maselanya dulu dimana, baru ada kompleksnya,” ucapnya.
Hingga saat ini, Airlangga berujar, para calon pembeli masih menunggu kepastian harga, delivery point dan waktu operasi dari kilang Masela itu untuk selanjutnya membicarakan soal kesepakatan jual beli. “Hal itu mesti dibicarakan dulu, baru selanjutnya bicara perjanjian jual beli gas (PJBG)."
Sementara untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi industri-industri itu, PT PLN (Persero) bakal membangun pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU). Ada pun kebutuhan listrik untuk ketiga industri itu diperkirakan sebesar 300 megawatt dan kebutuhan gas sebesar 60 mmscfd.
“Kebutuhan untuk industri pupuk dan sebagainya itu sekitar 300 MW, sementara untuk industri yang beroperasi baseload biasanya kira-kira butuh 60 mmscfd,” ucap Direktur Pengadaan PLN, Supangkat Iwan Santoso.
Baca: Alasan Kemenperin Impor Gas
Supangkat berujar PLN bakal melibatkan pengembang listrik swasta dalam pembangunan fasilitas pembangkit listrik itu. Namun, waktu pembangunan PLTGU itu masih belum bisa dipastikan, sebab sangat tergantung pada kehadiran industri di sana. “Ya Tergantung industrinya, mungkin tahun 2023.”
CAESAR AKBAR|SETIAWAN ADIWIJAYA