TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman optimistis Indonesia dapat memenuhi target menjadi lumbung pangan dunia pada 2045.
Seusai penyampaian laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Jakarta, Senin, 5 Juni 2017, Amran mengatakan akan meningkatkan produksi pertanian untuk 11 komoditas pangan strategis.
"Ada 11 komoditas strategis, alhamdulillah empat di antaranya sudah selesai. Tahun ini, kita akan selesaikan jagung, tahun depan bawang putih, tahun berikutnya apa," katanya.
Menurut Amran, strategi peningkatan produksi komoditas pertanian dilakukan satu per satu karena keterbatasan anggaran dan tim dalam melakukan hal tersebut. "Tidak bisa bersamaan, karena anggaran dan tim terbatas. Insya Allah, kita bisa capai karena hari ini kita sudah buktikan pada dunia bahwa kita bisa makan beras, jagung, bawang, dan cabai tanpa impor," ujarnya.
Baca:
Mulai Besok, AirAsia Buka Promo Harga Tiket Pesawat Rp 0
Ok Oce Stock Center, Sandiaga: Kami Target 5 Juta Investor
Pencairan Dana Hari Tua, BPJS: Jangan Gunakan Jasa Perantara
Capaian tersebut, menurut Amran, cukup tinggi di tengah beratnya tantangan yang dihadapi. Pasalnya, ia mengklaim pemerintahan saat ini menghadapi masa sulit karena berhadapan dengan El Nino terbesar sepanjang sejarah. "Ingat, ada El Nino dahsyat, terbesar sepanjang sejarah, tapi kita bisa me-manage dengan baik," ujarnya.
Amran menargetkan Indonesia dapat menjadi lumbung pangan dunia pada 2045 dengan berbagai usaha peningkatan produksi pertanian. Amran menuturkan potensi Indonesia untuk meningkatkan produksi pertanian sangat besar. Bahkan tak hanya dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri, tapi juga menjadi negara pengekspor terbesar di dunia.
"Pada 2018 hingga 2021, kami menargetkan swasembada pangan dengan peningkatan produksi di atas 5 persen. Adapun 100 persen kebutuhan pangan dipenuhi dari dalam negeri sehingga tidak ada lagi impor pangan," ujarnya.
ANTARA