TEMPO.CO, BANDUNG — Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Wiwiek Sisto Widayat mengatakan, temuan uang palsu di Jawa Barat terus menurun. Tapi dia meminta mewaspadai sebarannya saat melonjaknya kebutuhan penukaran uang menjelang Hari Raya Idul Fitri ini.
“Tahun 2014-2015 sempat naik, tapi 2016 turun,” kata dia di Bandung hari ini, Senin, 5 Juni 2017.
Wiwiek menerangkan, jumlah temuan uang palsu sepanjang 2016 hingga akhir Mei 2017 mencapai 21 ribu lembar. Jumlahnya jauh lebih kecil dibandingkan temuan uang palsu sepanjang tahun 2015 menembus 27 ribu lembar. “Kalau kita hitung (uang palsu) itu 0,009 persen per 1 juta lembar,” kata dia.
Simak: Dua Pencetak Uang Palsu Rp 3,9 Juta Dibekuk Setelah Bersenang
Sebaran wilayah temuan uang palsu itu terdapat di Indramayu, Sukabumi, Bandung, serta Cianjur. “Yang paling banyak itu Indramayu. Kasusnya itu lebih banyak ke penggandaan uang. Klenik,” kata Wiwiek.
Sayang, Wiwiek tidak mau menerangkan lebih rinci soal penggandaan uang menggunakan uang palsu. Wiwiek memastikan, uang yang dipalsukan adalah pecahan duit lama. Belum ada temuan pemalsuan uang baru.
Menurut Wiwiek, menjelang melonjaknya kebutuhan penggunaan uang pada Lebaran 2017, masyarakat diimbau supaya berhati-hati. “Kita terus melakukan sosialisasi pada masyarakat ciri-ciri keaslian uang Rupiah,” kata dia.
Wiwiek pun mengatakan, sumber temuan uang palsu itu dari temuan kepolisian, temuan perbankan, dan masyarakat langsung. “Kita sudah bekerjasama dengan kepolisian untuk menindak pelaku pemalsu ini. Dan jumlahnya cukup banyak yang di tangkap polisi, tahun 2016 ada 17 orang sampai 21 orang ditangkap untuk diproses hukum,” kata dia.
Simak: Petugas Bandara Haluoleo Sita Ribuan Lembar Uang Dollar AS Palsu
Dia pun menjelaskan bahwa sumber terbesar temuan uang palsu justru dari perbankan. “Inisiatif masyarakat itu kecil. Yang banyak itu temuan perbankan. Itu hampir 60 persennya sendiri,” kata dia.
Nominal uang yang paling banyak dipalsukan itu pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu . “Sekitar 70 persenannya,” kata Wiwiek.
Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Mikael Budisatrio mengatakan, Bank Indonesia Jawa Barat sudah mengirim surat ke seluruh pengelola pasar untuk meninta pedagang berhati-hati.
“Kami ingatkan 3D dilihat, diraba, diterawang, supaya tidak sampai menerima uang palsu. Kemudian di pasar kmai himbau pedagang menggunakan lampu ultra violet,” kata dia, Senin, 5 Juni 2017.
Menurut Mikael, lokasi temuan uang palsu yang diwaspadai salah satunya di pasar. “Kebanyakan di pasar dan malam hari. Kelipatan Rp 50 ribu yang paing banyak dipalsukan,” kata dia.
AHMAD FIKRI