TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, penerbangan langsung tanpa singgah/transit atau direct flight diperlukan untuk mendorong pengembangan pariwisata. Sebab penerbangan langsung memudahkan para wisatawan baik asing maupun mancanegara untuk menjangkau suatu kawasan pariwisata.
Baca: BPS: Penumpang Pesawat Mencapai 7,1 Juta Orang pada April
“Ini perlu, untuk memudahkan para wisatawan untuk menjangkau kesana. Ongkos lebih murah, waktu efisien, enggak pakai transit,” tutur Suhariyanto di Kantor BPS, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Jumat, 2 Juni 2017.
Menurut Suhariyanto, kenaikan jumlah turis asing dipengaruhi oleh dibukanya rute penerbangan internasional di beberapa bandara, sehingga terjadi kenaikan frekuensi penerbangan. Berdasarkan data BPS hari ini, jumlah kunjungan turis asing ke Indonesia melalui 19 pintu utama pada April 2017 mengalami kenaikan sebesar 19,19 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Kenaikan jumlah kunjungan wisman tersebut terjadi di sebagian besar pintu masuk utama dengan persentase kenaikan tertinggi terjadi di Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara yang mencapai 312,82 persen. Kenaikan tersebut terjadi karena adanya penerbangan langsung dari beberapa kota di Cina, kemudian kenaikan kedua itu ada di Bandara Internasional Lombok yang mencapai 127,19 persen karena ada pengembangan Bandara Internasional di Lombok sehingga frekuensi penerbangan dari Brunei dan Malaysia mengalami peningkatan.
Baca: Jumlah Penumpang Pesawat Domestik Turun 6 Juta ...
“Seperti saya bilang, kenaikan di Manado luar biasa. Lebih murah, efisien, enggak lelah. Karena itu direct flight di beberapa destinasi perlu dipikirkan," ucap Suhariyanto.
DESTRIANITA