TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada April 2017 terjadi kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia sebesar 1,14 juta pengunjung pada April 2017.
Angka tersebut meningkat 26,75 persen dibandingkan jumlah kunjungan pada periode yang sama pada 2016, yakni sebesar 901,09 ribu pengunjung. Kepala BPS Suhariyanto menuturkan, dari angka tersebut, sama seperti tahun lalu, wisman masih banyak didominasi dari Cina, yakni sebesar 165.397 pengunjung. Jumlah tersebut mengalami kenaikan 49,99 persen dibandingkan April 2016 yakni sebesar 110.271 pengunjung.
“Kalau kunjungan wisman menurut kebangsaan, tidak berubah, mayoritas wisman kita masih datang dari Tiongkok, andilnya 15,8 persen dari keseluruhan jumlah wisman. Kami berharap akan meningkat karena pariwisata adalah salah satu lokomotif untuk menarik pertumbuhan ekonomi,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers di BPS, Jumat, 2 Juni 2017.
Baca: BPS: Sejak Awal Tahun, Kunjungan Wisatawan Asing Naik
Adapun peringkat kedua adalah Singapura, dengan kontribusi 12,7 persen atau 132.960 pengunjung. Malaysia berada di peringkat ketiga dengan kontribusi 11,8 persen atau 123.403 pengunjung.
Adapun untuk Australia memberikan andil sebesar 9,6 persen atau 100,078 pengunjung, dan India memiliki andil sebesar 3,9 persen atau 40.892 pengunjung. “Ini perlu pemasaran yang lebih kencang supaya banyak wisman dari negara lainnya yang datang ke Indonesia,” tutur Suhariyanto.
Baca: Maret 2017, Cina Dominasi Kunjungan Wisatawan Mancanegara
Secara kumulatif dari Januari hingga April 2017, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 4,2 juta kunjungan, atau naik 19,34 persen dibandingkan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun sebelumnya berjumlah 3,52 juta kunjungan.
Dari jumlah tersebut, kunjungan wisman paling banyak masih berasal dari 19 pintu utama yakni sebesar 3,72 juta kunjungan, dan wisman yang berkunjung di luar 19 pintu utama sebesar 474,87 ribu kunjungan.
Menurut Suhariyanto, kenaikan jumlah wisman tersebut dipengaruhi oleh dibukanya rute penerbangan internasional di beberapa bandara, sehingga terjadi kenaikan frekuensi penerbangan. Kenaikan jumlah wisman paling banyak terjadi di Bandara Sam Ratulangi, Sulawesi Utara dan Bandara Internasional di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
“Sam Ratulangi itu kenaikannya dibandingkan tahun lalu sebesar 312,82 persen, karena adanya penerbangan direct (langsung) dari beberapa kota di Tiongkok, kemudian kenaikan kedua itu ada di Bandara Internasional Lombok yang mencapai 127,19 persen karena ada pengembangan Bandara Internasional di Lombok sehingga frekuensi penerbangan dari Bruney dan malaysia itu meningkat,” tutur Suhariyanto dalam konferensi pers di Badan Pusat Statistik, Jumat, 2 Juni 2017.
DESTRIANITA