TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti meminta kepada pemerintah pusat agar ikut membantu pembangunan infrastruktur dasar, seperti jalan. Ridwan menyatakan hampir 49 persen desa di 10 kabupaten dan kota terisolir karena tidak mempunyai akses jalan.
Baca: Bappenas Dorong Dana Pensiun Biayai Infrastruktur
"Ini provinsi paling miskin dan kemiskinannya disebabkan infrastruktur," ucap Ridwan usai menghadiri rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 31 Mei 2017. Ia mengatakan angka kemiskinan di Bengkulu terbilang paling tinggi untuk kawasan Indonesia barat, yaitu mencapai 18 persen. Upaya membangun infrastruktur menjadi solusi utama untuk menekan angka kemiskinan.
Setidaknya ada 28 proyek infrastruktur yang diusulkan Pemerintah Provinsi Bengkulu agar bisa masuk dalam proyek strategis nasional. Beberapa proyek prioritas diantaranya ialah membuka lima ruas jalan dari empat provinsi yang berbatasan dengan Bengkulu; konektivitas jaringan listrik dengan Sumatera interkoneksi; pembangunan pelabuhan dan kawasan industri.
Keterlibatan pemerintah pusat, lanjut Ridwan, amat diperlukan. Sebab, bila hanya mengandalkan anggaran pendapatan belanja daerah semata tidak akan cukup. Politikus Partai Golongan Karya itu mengatakan APBD Bengkulu ada di kisaran Rp 3,3 triliun. Sementara anggaran belanja rutin menghabiskan Rp 2 triliun. "Ruang fiskalnya sempit sekali," kata dia.
Presiden Joko Widodo tak menampik bila infrastruktur menjadi pekerjaan rumah utama di Provinsi Bengkulu. Pemerintah, akan berupaya mengatasi persoalan konektivitas. "Saya mendapatkan informasi masih ada sekitar 653 desa yang terisolir di Bengkulu," kata dia.
Baca: Perlancar Proyek Infrastruktur, Pemerintah Suntik Rp ...
Sedangkan dari sisi pertumbuhan ekonomi, Presiden Jokowi mengapresiasi pencapaian yang dilakukan Pemprov Bengkulu. Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,21 persen di kuartal I 2017, Jokowi ingin pencapaian itu bisa menurunkan angka kemiskinan. "Saya minta agar pertumbuhan ekonomi bisa berdampak pada penurunan angka kemiskinan," ucapnya.
ADITYA BUDIMAN