TEMPO.CO, Jakarta -- Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), M. Syarkawi Rauf, mengatakan lembaga ini berkomitmen untuk tetap menjaga pasokan dan stabilitas harga pangan selama puasa dan jelang idul fitri.
Ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widowo. "Melalui pengawasan vertikal dan horisontal," kata Syarkawi, seusai acara laporan kinerja KPPU di Gedung KPPU RI, Jakarta, Selasa, 30 Mei 2017.
Baca: Komisi Ombudsman Minta KPPU Awasi Perang Tarif Operator Seluler
Menurut Syarkawi, negara harus hadir dalam pengawasan distribusi pangan mulai dari hulunya hingga ke hilir. Ini dilakukan untuk mengetahui jika terjadi lonjakan harga ditingkat konsumen.
Syarkawi menuturkan pemerintah telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi untuk empat bahan pokok yang sering dibeli masyarakat. Ini adalah gula pasir, bawang putih, daging sapi, dan minyak goreng.
Baca: KPPU Naikkan Status Dugaan Kartel Bawang Putih ke Penyelidikan
Untuk harga minyak goreng ukuran kemasan sederhana, terang Syarkawi, harga satu kilonya dibandrol Rp 10.500. Gula pasir Rp 12.500 perkilo, daging sapi beku Rp 80 ribu, dan untuk bawang putih harganya tidak boleh lebih dari Rp 38.000. "Bawang putih, harganya diusahakan berangsur turun keangka Rp 25 ribu," kata Syarkawi
Syarkawi mengungkapkan, hasil temuan KPPU di Rumah Potong Hewan Ciroyong, Ciranjang Bandung dan di RPH Jakarta, penerimaan pasokan sapi siap potong dari feed loter dan perusahaan penggemukan cukup lancar.
Faktanya, terang Syarkawi, yang ditemukan di Ciroyong dan Ciranjang ada sebanyak 105 hingga 107 ekor sapi siap potong setiap harinya dipasok feed loter. Dan, H-1 ramadan pasokan meningkat 4 kali. "H-2 Idul Fitri, dipastikan pasokan sapi siap potong dari feed loter terus meningkat menjadi 6 kali atau sekitar 640 ekor," katanya.
Syarkawi menambahkan, dari keterangan feed loter dan perusahaan penggemukan sapi tersebut diketahui, mereka juga siap memasok kebutuhan daging sapi segar di Kota Bandung, Tanggerang, dan sekitarnya.
Syarkawi juga berharap pada retailer modern, untuk tidak menaikkan harga sebagai bentuk komitmen dengan pemerintah dalam penciptaan harga acuan komoditas pangan yang ada.
ALBERT ADIOS GINTINGS I BUDI R