TEMPO.CO, Jakarta - Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus bertahan hingga tiga hari berturut-turut. Hari ini, Selasa, 23 Mei 2017, rupiah ditutup menguat tipis 0,02 persen atau 3 poin ke Rp13.299 per dolar AS, setelah dibuka dengan penguatan 0,08 persen atau 11 poin di posisi 13.291.
Baca: Cadangan Minyak AS Seret Pelemahan Kurs Rupiah
Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp 13.285-13.310 per dolar AS. Adapun pada perdagangan Senin, 22 Mei 2017, rupiah ditutup menguat 0,17 persen atau 23 poin ke posisi 13.302 per dolar AS.
Baca: BI: Aliran Modal Asing Perkuat Kurs Rupiah di Triwulan I
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama sore ini terpantau melemah 0,14 persen atau 0,136 poin ke 96,848 pada pukul 16.33 WIB.
Dolar AS melemah setelah Washington Post melaporkan bahwa Presiden Donald Trump pada bulan Maret meminta Direktur Intelijen Nasional Daniel Coats dan Direktur NSA Michael Rogers untuk secara terbuka membantah adanya kolusi antara tim kampanye Trump dan pemerintah Rusia.
“Sentimen untuk dolar memburuk dalam semalam. Dalam kondisi seperti itu, kabar apapun dapat menjadi pemicu," ujar Hiroshi Yanagisawa, seorang pedagang di FX Prime by GMO Corp., seperti dikutip dari Bloomberg.
Sebelumnya indeks dolar dibuka turun tipis 0,06 persen atau 0,054 poin di level 96,930, setelah pada perdagangan Senin ditutup melemah 0,16 persen di posisi 96,984. Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini di saat mayoritas mata uang lainnya di Asia melemah.
Won Korea Selatan memimpin pelemahan kurs Asia dengan 0,48 persen, diikuti oleh dolar Taiwan sebesar 0,4 persen dan rupee India yang melemah 0,38 persen.