TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menyambut baik langkah Standard & Poor's (S&P), lembaga pemeringkat internasional, menaikkan peringkat investasi Indonesia. Pekan lalu, S&P menaikkan status Indonesia pada investment grade ke peringkat BBB atau stable outlook.
"Ini membuka peluang ketika kami mencari utang dari market. Banyak lembaga-lembaga yang punya uang hanya mau membeli surat berharga kalau tiga (lembaga) rating semuanya sudah (memberikan) investment grade," kata Bambang di Hotel Pullman, Jakarta, Senin, 22 Mei 2017.
Baca: S&P Naikkan Peringkat, Sri Mulyani Harap SUN Kebanjiran Peminat
Kebanyakan lembaga pengelola dana investasi memang mensyaratkan negara-negara tujuan penanaman modal untuk memiliki status investment grade dari tiga lembaga rating utama dunia, yaitu Fitch, Moody’s, dan S&P. Fitch dan Moody’s telah lebih dulu memberikan status investment grade kepada Indonesia.
Bambang berharap, dengan diperolehnya status investment grade dari tiga lembaga pemeringkat internasional tersebut, biaya dana atau cost of fund surat utang negara (SUN) berkurang. Dengan begitu, SUN menjadi lebih kompetitif. "Dan yang paling penting biaya bunganya turun," ucapnya.
Baca: Sri Mulyani: Peringkat S&P Berdampak Positif Pada Investasi
Pekan lalu, S&P menaikkan peringkat investasi Indonesia ke BBB atau outlook stabil. Menurut S&P, kenaikan peringkat itu didasarkan pada berkurangnya risiko fiskal seiring kebijakan anggaran pemerintah yang lebih realistis.
Kebijakan itu dianggap dapat membatasi kemungkinan memburuknya defisit serta mengurangi risiko peningkatan rasio utang pemerintah terhadap PDB. S&P juga memperkirakan adanya perbaikan penerimaan negara sebagai dampak dari penerapan tax amnesty serta pengelolaan pengeluaran fiskal yang lebih terkendali.
ANGELINA ANJAR SAWITRI