TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi merespons kabar kecelakaan mobil Avanza yang tertabrak kereta api Argo Bromo Anggrek Relasi Surabaya-Jakarta di Grobogan, Jawa Tengah, pada Sabtu, 20 Mei 2017. “Masyarakat baik pengguna mobil, motor, truk, atau berjalan kaki saat menyeberang perlintasan mohon lebih hati-hati,” kata Menteri Budi melalui siaran pers pada Minggu, 21 Mei 2017.
Dia berharap agar masyarakat waspada saat melintasi lintasan kereta api. Termasuk tidak terburu-buru ketika melewati rel. Kemudian awas untuk melihat kanan kiri jalur rel ketika hendak melalui perlintasan. “Pastikan lintasan kereta dalam keadaan aman untuk dilalui.”
Baca: Kecelakaan Kapal, Menteri Budi Evaluasi Aturan dan SOP Pelayaran
Budi Karya mengaku mendapat laporan terkait dengan kejadian tersebut beberapa saat setelah kejadian. Empat orang yang menaiki mobil Avanza bernomor polisi B-1937-UZQ tewas ditabrak kereta api saat melintasi rel tanpa palang pintu di KM 53/300 antara Stasiun Ngrombo dan Sedadi. Mobil tersebut adalah satu di antara rombongan pengantin yang sedang iring-iringan melintasi rel kereta.
Baca: Dua Gunung Meletus, Kemenhub Keluarkan Peringatan Abu Vulkanik
Dia mengucapkan keprihatinan dan duka cita kepada keluarga korban yang ditinggalkan. Budi kemudian mengingatkan agar masyarakat lebih waspada. Apalagi ketika melalui perlintasan yang tanpa dilengkapi palang pintu.
Sebelumnya, Kepala Hubungan Masyarakat PT Kereta Api Daerah Operasional IV Semarang Edy Kuswoyo mengatakan kecelakaan terjadi di pintu perlintasan tidak terjaga antara Stasiun Ngrombo dan Sedadi. "Kronologisnya, KA Argo Bromo Anggrek ditemper mobil Avanza warna silver bernomor polisi B-1937-UZQ, sekitar pukul 10.35 WIB," kata Edy, Sabtu, 20 Mei.
Mobil Avanza berpenumpang empat orang, termasuk pengemudi itu kemudian terseret sekitar 500 meter dari lokasi kejadian, yakni di KM 53/300 hingga emplasemen Stasiun Sedadi dan terbakar. Mobil sempat terbakar setelah terseret. Seluruh penumpang mobil itu dilaporkan meninggal.
AVIT HIDAYAT| ANTARA