TEMPO.CO, Jakarta - Turunnya volume pembiayaan di sektor logistik tak mempengaruhi investasi untuk pembangunan infrastruktur.
Yukki Nugrahawan Hanafi, Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), mengatakan dari sisi pembangunan infrastruktur malah mengalami kenaikan. "Optimalisasi dan investasi di bidang informasi teknologi (e-logistik) juga mengalami kenaikan," katanya kepada Bisnis, Kamis, 18 Mei 2017.
Baca:
Jaksa Agung Dampingi Kemendag Urusi Barter Karet dengan Sukhoi
YLKI: Tarif Internet Sudah Menjurus Kepada Penjebakan Konsumen
Investasi tersebut tak lepas dari meningkatnya permintaan di sektor logistik dalam negeri. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan sektor logistik negara lain di ASEAN, Yukki mengatakan, Indonesia tergolong beruntung. Pasalnya, volatilitas di beberapa negara tetangga mulai terlihat menurun. Misalnya, contract logistics Singapura CAGR hanya sebesar 7,3 persen. Filipina 11,3 persen dan Thailand 9,7 persen pada interval 2013-2017.
Tingginya permintaan pasar di Indonesia tak lepas dari pengaruh menjamurnya bisnis e-commerce. "Kondisi ini secara tidak langsung menggambarkan bahwa paradigma pasar jasa logistik mulai beralih ke dalam negeri," ujarnya.