TEMPO.CO, Jakarta - PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) dan PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) melalui perusahaan patungan PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS) menandatangani kontrak pembelian satelit dengan produsen satelit asal Cina, China Great Wall Industry Corporation (CGWIC) di Jakarta.
Penandatanganan kontrak pembelian senilai sekitar US$ 220 juta itu disaksikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara di sela Asia Pacific Satellite Communications System International Conference (APSAT) 2017.
President Director & CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli mengatakan satelit baru diberi nama Palapa Nusantara 1 atau Palapa-N1. Sa itu akan diposisikan sebagai generasi penerus dari satelit Palapa-D pada slot orbit 113 derajat Bujur Timur.
"Ini satelit keempat yang pernah diluncurkan slot tersebut. Sudah financial close, jadi 2020 sudah ada satu pengganti sehingga layanan yang diberikan kepada pelanggan berjalan lancar," katanya, Rabu 17 Mei 2017.
Baca: Satelit Telkom 3S Sukses Mengorbit
Nilai pembelian sekitar 220 juta dolar AS mencakup biaya pembangunan, asuransi dan peluncuran satelit yang ditargetkan sebelum Juli 2020.
Satelit Palapa-N1 akan mengoptimalkan sumber daya spektrum yang ada untuk menyediakan layanan penyiaran (broadcast) dan pita lebar (broadband) di seluruh wilayah Indonesia. Yakni dengan menggunakan teknologi baru yakni High Throughput Satellite (HTS).
Baca: Pemerintah Segera Miliki Satelit Sendiri
Alex menuturkan pembelian satelit baru itu juga menegaskan sebagai penyedia layanan satelit sekaligus komitmen perusahaan untuk mempercepat proses penetrasi "broadband" di Indonesia.
"Target kami adalah untuk memastikan semua pelanggan eksisting mendapatkan layanan yang lancar. Kami harap dengan teknologi HTS, kami bisa menjadi bagian dari solusi broadband di Indonesia," kata dia.
Pemilihan produsen satelit asal Cina dilakukan berdasarkan proses lelang dengan tiga kriteria, yakni teknis, waktu dan harga. PSNS nantinya akan melakukan pengadaan dan pengoperasian satelit Palapa-N1 sebagai pengganti Palapa-D.
CEO Pasifik Satelit Nusantara Adi Rahman Adiwoso dalam kesempatan yang sama, berharap kerja sama tersebut mampu memecahkan masalah kesenjangan digital yang ada di masyarakat. "Sekaligus mempercepat penetrasi akses internet ke seluruh wilayah Indonesia," ujarnya.
Kontrak pembelian satelit Palapa-N1, kata Rudiantara, menjadi cara untuk membangun infrastruktur telekomunikasi di Indonesia. "Dengan ditandatangani ini, ada security. Bisnis satelit itu bukan bisnis yang kita ngomong sekarang, besok keluar. Kalau ingin satelit ada di atas Indonesia butuh waktu tujuh sampai delapan tahun," kata dia.
Dia mengatakan pembangunan satu satelit membutuhkan waktu 30 hingga 36 bulan. "Maka sekarang guyur dulu Indonesia dengan infrastruktur, nanti permintaan akan tumbuh sendiri."
ANTARA