TEMPO.CO, Jakarta - Perum Bulog siap masuk dalam usaha industri pengolahan pakan ternak. Usaha ini ditempuh untuk membantu penyediaan pakan peternak UMKM. Direktur Komersial Perum Bulog, Febriyanto, mengatakan ini sebagai upaya membantu UMKM dalam menyediakan bahan pakan yang murah dan mampu menekan harga produksi peternakan ayam telur maupun daging.
"Permasalahan yang dihadapi oleh peternak usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) adalah tidak memiliki sarana penyimpanan dan pengolahan jagung yang memadai, sehingga lebih memilih membeli pakan hasil olahan pabrik," kata Febriyanto di Jakarta, Selasa, 16 Mei 2017.
Menurut Febriyanto, peternak UMKM juga memiliki keterbatasan dana untuk melakukan pembelian jagung secara tunai. Biaya produksi paling tinggi yang ditanggung peternak yakni pembelian pakan mencapai lebih kurang 70 persen dari total biaya produksi, sedangkan kandungan jagung dalam pakan ternak sebesar 55 persen.
Sementara itu kondisi harga daging dan telur ayam di tingkat konsumen sangat fluktuatif sedangkan biaya produksi atau harga pokok produksi relatif tetap bahkan cenderung meningkat. "Untuk itu Perum Bulog berinisiatif masuk karena pengolahan jagung menjadi pakan dengan memasuki industri pakan. Tujuan yang diharapkan adalah mengupayakan alternatif pengolahan jagung menjadi produk pakan sehingga peternak dapat menurunkan biaya produksi," kata Febriyanto.
Untuk itu Perum Bulog bekerja sama dengan CV Cipta Cahaya Perwiratama guna melaksanakan kerja sama pengolahan jagung menjadi pakan ternak di pabrik pakan yang seluruh hasilnya akan menjadi stok Bulog.
Kepala Divisi Riset dan Perencanaan Strategis Perum Bulog Sopran Kendi menyatakan, sasaran kegiatan pemenuhan kebutuhan pakan ternak tersebut untuk pakan ternak ayam broiler maupun pakan ternak ayam layer. Harga pakan ternak yang akan dijual nantinya sebesar Rp 6.100 - Rp 6.150/kg untuk ayam broiler. Sedangkan ayam layer sebesar Rp 4.500-Rp 4.600/kg atau terdapat selisih sekitar Rp 500-Rp 700 dibandingkan harga di pasaran.
Komisaris Utama CV Cipta Cahaya Perwiratama, Cecep M. Wahyudin, mengatakan jika nantinya pilot proyek kerja sama pengolahan pakan dengan Bulog berhasil menyerap 45 ribu ton pakan yang diproduksi dalam tiga bulan, maka ada kemungkinan dilanjutkan ke depannya.
ANTARA