TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik mencatat ekspor nonmigas Indonesia masih didominasi oleh Cina, Amerika Serikat dan India. Pangsa ekspor nonmigas ke tiga negara tujuan itu mencapai 33,76 persen. Ekspor nonmigas ke tiga negara tujuan tersebut sepanjang Januari-April 2017 mencapai US$ 16,51 miliar.
"Ekspor nonmigas ke Tiongkok selama Januari-April mencapai US$ 6,26 miliar dengan pangsa 12,81 persen, AS mencapai US$ 5,65 miliar dengan pangsa 11,55 persen, dan India mencapai US$ 4,60 miliar dengan pangsa 9,4 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Senin, 15 Mei 2017.
Baca: Ekspor Nonmigas Indonesia ke Amerika Turun, Gara-gara Trump?
Dibanding Maret, ekspor nonmigas ke Cina dan AS pada April turun, masing-masing 12,40 persen dan 9,59 persen. Ekspor ke Cina turun dari US$ 1,79 miliar menjadi US$ 1,57 miliar dan ekspor ke AS turun dari US$ 1,51 miliar menjadi US$ 1,36 miliar. Adapun ekspor ke India naik 11,53 persen, yakni dari US$ 1,07 miliar menjadi US$ 1,19 miliar.
Untuk Asean dan Uni Eropa, menurut data BPS, ekspor nonmigas pada April juga turun dibandingkan Maret, masing-masing 8,08 persen dan 6,19 persen. Ekspor ke Asean turun dari US$ 2,78 miliar menjadi US$ 2,56 miliar. Sementara itu, berdasarkan data BPS, ekspor ke Uni Eropa turun dari US$ 1,45 miliar menjadi US$ 1,36 miliar.
Simak: BPS: Amerika Masih Jadi Pasar Ekspor Nonmigas Terbesar
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat ekspor Indonesia pada April 2017 turun 10,30 persen dibanding Maret lalu. Pada April kemarin, menurut Kepala BPS Suhariyanto, nilai ekspor Indonesia hanya sebesar US$ 13,17 miliar. Sementara itu, pada Maret, nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 14,68 miliar.
Apabila dibandingkan April 2016 yang mencapai US$ 11,69 miliar, ekspor pada April 2017 meningkat 12,63 persen. Sementara itu, ekspor Indonesia sepanjang Januari-April 2017 dibanding Januari-April 2016 juga meningkat sebesar 18,63 persen, yakni menjadi US$ 53,86 miliar dari sebelumnya US$ 45,40 miliar.
ANGELINA ANJAR SAWITRI