TEMPO.CO, Jakarta - Dolar Amerika Serikat (AS) diperdagangkan di bawah level tertingginya dalam delapan pekan terhadap yen pada perdagangan siang ini, Jumat, 12 Mei 2017, di tengah fokus pasar tentang apakah data ekonomi AS selanjutnya akan memberi katalis bagi penguatan greenback lebih lanjut.
Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama turun 0,02 persen atau 0,024 poin ke 99,599 pada pukul 11.47 WIB.
Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan kenaikan tipis 0,01 persen atau 0,005 poin di level 99,628, setelah pada perdagangan Kamis ditutup melemah 0,05 persen di posisi 99,623.
Sementara itu, nilai tukar yen Jepang terpantau lanjut menguat 0,17 persen atau 0,19 poin ke posisi 113,67 per dolar AS, setelah kemarin berakhir menguat 0,38 persen di posisi 113,86.
Meski demikian, greenback telah naik 0,8 persen sepanjang pekan ini dan telah menguat lebih dari 4 persen dalam tiga pekan sejak putaran pertama pemilihan presiden Prancis, seiring turunnya performa yen akibat meredanya penghindaran risiko di antara pra investor.
Menurut sejumlah analis, seperti diilansir Reuters, ketidakpastian tentang momentum pertumbuhan AS serta kekhawatiran tentang dampak politis pemecatan tak terduga oleh Presiden Donald Trump terhadap Direktur FBI James Comey dapat membatasi cakupan penguatan dolar untuk jangka pendek.
Yang menjadi perhatian adalah bahwa gejolak terbaru di Washington dapat menghambat kemampuan pemerintahan Trump untuk menerapkan reformasi pajak serta langkah-langkah stimulus yang dijanjikan.
“Dolar mungkin akan diperdagangkan di kisaran 112 yen hingga 115 yen untuk sementara,” kata Masashi Murata, ahli strategi mata uang untuk Brown Brothers Harriman di Tokyo, seraya menambahkan bahwa mungkin akan memakan waktu lama bagi greenback untuk menembus di atas 115 yen.
Data yang dirilis kemarin menunjukkan bahwa jumlah pengajuan baru untuk tunjangan pengangguran AS secara tidak terduga turun pekan lalu, sementara harga produsen rebound kuat pada April. Hal ini menunjukkan mengetatnya pasar tenaga kerja serta kenaikan inflasi yang dapat mendorong The Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga acuannya pada Juni.
Fokus para investor kemudian beralih pada indikator perekonomian AS lebih lanjut, termasuk data penjualan ritel dan indeks harga konsumen pada April, yang akan dirilis hari ini waktu setempat.
Selain data AS, para investor juga akan memantau pertemuan para pemimpin keuangan dari G7 yang berlangsung dua hari di Italia. Banyak peserta pada pertemuan G7 akan menantikan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin untuk mendapat petunjuk atas rencana-rencana Washington selanjutnya.
Posisi indeks dolar AS
12/5/2017 (Pk. 11.47 WIB) | 99,599 (-0,02 persen) |
11/5/2017 | 99,623 (-0,05 persen |
10/5/2017 | 99,669 (+0,01 persen) |
9/5/2017 | 99,658 (+0,60 persen) |
8/5/2017 | 99,060 (+0,42 persen) |