TEMPO.CO, Jakarta - Himpunan Alumni IPB mendorong pemerintah menggandeng para pelaku bisnis startup untuk mengembangkan sektor pangan nasional.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap PDB setelah industri pengolahan, pada triwulan I 2017. Sektor pertanian juga menyerap tenaga kerja terbesar, setelah perdagangan, yakni 31,86 persen per Februari 2017.
Meski berperan penting dalam perekonomian nasional, pertumbuhan sektor pertanian cenderung lebih rendah dibanding pertumbuhan nasional. Tingkat kesejahteraan petani juga berfluktuasi dan sangat bergantung pada tingkat harga yang dihadapi. Pada Maret 2017, NTP berada di bawah angka 100, yang mengindikasikan bahwa harga yang dibayar petani lebih besar daripada harga yang diterima.
Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional Arif Budimanta menyampaikan, capaian sektor pertanian yang tidak menggembirakan didorong sejumlah faktor, seperti ekspansi lahan baru yang terbatas, aktor yang mulai jenuh, serta dominasi pelaku usaha besar.
Menurut dia, upaya mendorong tingkat kesejahteraan petani perlu dilakukan dengan menjaga tingkat harga jual produk pertanian. Pemerintah dapat menggandeng pelaku bisnis startup untuk mendukung sektor pangan dan perikanan.
Bisnis startup yang dikombinasikan dengan teknologi diyakini dapat mengembangkan sektor pangan nasional. Arif berharap keterlibatan startup dapat memperpendek tata niaga. Rantai perdagangan yang lebih efisien diharapkan mampu menurunkan biaya transaksi. Selain itu, kemampuan pengelolaan bisnis yang dimiliki startup mampu membuka peluang ekspansi yang lebih luas.
Apalagi serapan tenaga sektor pertanian didominasi pendidikan menengah ke bawah sudah melek teknologi, tapi sebatas hanya untuk komunikasi. “Mengembangkan sektor pertanian akan sulit tanpa ada kekuatan baru dari startup,” tuturnya dalam Agri Industry Indonesia Forum (Agriif) 2017 di Jakarta, Rabu, 10 Mei 2017.
Hadir dalam diskusi tersebut jajaran Himpunan Alumni IPB, akademikus bidang pertanian, Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram, serta Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno.