TEMPO.CO, Jakarta - Dirketur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Pahala N. Mansury menargetkan anak perusahaannya, PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia, meraih pendapatan sebesar US$ 454 juta dolar atau sekitar Rp 6 triliun tahun ini. Adapun target laba bersih yang dipatok sekitar US$ 69 juta dolar atau sekitar Rp 920 miliar.
Seperti dikutip dari rilisnya, Jumat, 5 Mei 2017, target tersebut meningkat dibandingkan tahun lalu. Pada 2016, GMF Aero Asia membukukan pendapatan sebesar US$ 387 juta atau sekitar Rp 5 triliun. Sementara itu, laba bersih yang didapatkan oleh perusahaan perawatan pesawat itu mencapai US$ 58 juta atau sekitar Rp 773 miliar.
Baca Juga:
Baca: Garuda Indonesia Evaluasi Rute Penerbangan Prioritas
“Tantangan ini merupakan perhatian manajemen perusahaan kepada perkembangan bisnis GMF Aero Asia yang cukup signifikan. Apalagi, GMF juga ditargetkan pada kuartal tiga tahun ini bisa melakukan IPO (Initial Public Offering)," ujar Pahala.
Pada kuartal III 2017, GMF Aero Asia akan melepas saham perdananya kepada publik. Diperkuat izin prinsip untuk go public dari para pemegang saham, GMF Aero Asia tengah melanjutkan proses persiapan IPO. "Green light untuk IPO ini harus bisa dieksekusi dengan baik. Susunan komisaris dan direksi diharapkan bisa mengawal proses IPO dengan baik," katanya.
Baca Juga:
Simak: Pemerintah Siapkan 600 Ribu Hektare Lahan Transmigrasi
PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia baru saja mendapatkan direktur utama yang baru, Iwan Joeniarto. Sebelumnya, Iwan menjabat sebagai Direktur Teknik dan Teknologi Informasi Garuda Indonesia sekaligus Komisaris Utama GMF Aero Asia. Iwan juga pernah memegang posisi Direktur Line Operation GMF Aero Asia.
Pahala N. Mansury mengatakan bahwa GMF Aero Asia memegang peranan penting di lingkungan Garuda Indonesia Group, khususnya dalam mendukung operasional pesawat. Karena itu, menurut Pahala, peningkatkan kualitas pelayanan GMF terhadap Garuda Indonesia Group dan juga seluruh customer GMF harus ditingkatkan.
ANGELINA ANJAR SAWITRI