TEMPO.CO, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) menurun pada Februari 2017 sebesar 5,33 persen dibanding pada periode yang sama tahun lalu, yang sebesar 5,50 persen. Angka TPT tersebut juga lebih rendah dibanding Agustus 2016, yakni 5,61 persen.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto, TPT merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja.
Baca: Jumlah Pengangguran RI 5,5 Persen Per Februari 2016
”Berbagai kebijakan pemerintah terkait dengan penciptaan lapangan kerja tampaknya cukup berhasil menekan tingkat pengangguran,” tutur Suhariyanto dalam acara konferensi pers di Kantor Badan Pusat Statistik, Jakarta Pusat, Jumat, 5 Mei 2017.
Berdasarkan komposisi, TPT di perkotaan cenderung lebih tinggi dibanding TPT di pedesaan. Pada Februari 2017, TPT di kota sebesar 6,50 persen, sedangkan TPT di pedesaan hanya sebesar 4,00 persen.
Dibanding setahun yang lalu, terjadi penurunan tingkat pengangguran, baik di perkotaan maupun pedesaan, yaitu TPT di perkotaan turun sebesar 0,03 persen poin, sedangkan TPT di pedesaan turun sebesar 0,35 persen poin.
Simak: BPS: Pengangguran Terbuka di Indonesia Capai 7,02 Juta Orang
”Bisa dilihat di sana, untuk tingkat pengangguran di kota, itu turun dari 6,53 persen ke 6,5 persen, hanya turun 0,03 persen. Namun di desa, tingkat pengangguran turun lebih tajam dari 4,35 persen ke 4 persen,” kata Suhariyanto.
Deputi Bidang Statistik Sosial M. Sairi Hasbullah menambahkan, penurunan tingkat pengangguran di desa disebabkan oleh daya serap di sektor pertanian karena lebih banyak masa panen yang dilakukan pada Februari lalu, sehingga daya serap tenaga kerja sektor pertanian lebih tinggi pada Februari 2017. “Karena itu, angka penganggurannya pun lebih rendah,” kata Sairi.
DESTRIANITA