TEMPO.CO, Jakarta - Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) menggelar pertemuan tahunan ke-50 di Yokohama, Jepang. Acara yang berlangsung pada 4-7 Mei 2017 ini dihadiri sekitar 5.000 delegasi, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mewakili Indonesia.
Sri Mulyani berharap ADB lebih responsif terhadap kebutuhan negara-negara yang menjadi anggota, termasuk Indonesia. Indonesia salah satu negara pemegang saham di lembaga keuangan ini.
Baca: Sri Mulyani: CSR Jangan Jadi Alat Menyenangkan Pejabat BUMN
“Kami ingin dalam pertemuan ini ADB makin responsif terhadap kebutuhan di Indonesia, baik dalam infrastruktur, kesehatan, maupun kebijakan,” ujar Sri Mulyani di Yokohama, Kamis, 4 Mei 2017.
Selain itu, Sri Mulyani meminta ADB bekerja sama dengan lembaga keuangan lain, seperti World Bank. Tujuannya, tutur dia, ADB semakin efektif dan negara-negara yang menjadi anggotanya tidak terbebani oleh berbagai macam persoalan administrasi yang berbeda.
Baca: Soal Palu-Arit di Uang Baru, Ini Langkah Menteri Sri Mulyani
Adapun ADB berpusat di Manila, Filipina. Lembaga yang didirikan sejak 1966 ini bertujuan mengurangi kemiskinan di Asia dan Pasifik melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Organisasi ini dimiliki 67 negara dengan 48 negara berasal dari Asia dan Pasifik. Pada 2016, bantuan ADB mencapai US$ 31,7 miliar untuk membantu mengentaskan kemiskinan.
ERWAN HERMAWAN (Yokohama)