TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan cerdas atau tidaknya suatu kota tidak ditentukan oleh teknologi yang diterapkan. Menurut dia, kepemimpinan menjadi kunci kemajuan suatu kota. "Kepemimpinan yang menyelesaikan masalah, bukan alat (teknologi)," kata Kalla di Jakarta, Kamis, 4 April 2017.
Pernyataan Kalla itu disampaikan saat membuka acara kick off Rating Kota Cerdas Indonesia 2017 di Istana Wakil Presiden. Pada kesempatan itu, dia jua menuturkan teknologi merupakan alat bantu bagi kemajuan kota. Faktor terpenting dan paling utama dalam membangun ialah sumber daya manusia.
Baca: Jusuf Kalla Resmikan Jawarah untuk Tangkal Hoax
Karena itu, Kalla menilai jangan sampai terjadi pola pikir yang terbalik, seperti manusia menjadi bergantung pada alat atau teknologi. "Yang ambil keputusan manusia. Jangan kita menjadi robot," ucapnya.
Institut Teknologi Bandung bersama Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas dan Asosiasi Pemerintah Kota Indonesia akan menggelar Rating Kota Cerdas Indonesia 2017. Acara yang digelar mulai Mei hingga Oktober 2017 ini bertujuan memetakan potensi dan karakter lokal sebuah kota agar mampu menjadi kota cerdas.
Baca: Jusuf Kalla Sebut 3 Hal Berubah Drastis setelah Reformasi 98
Lebih lanjut, Kalla menilai tingginya rating tidak otomatis menjadikan kota itu cerdas. Ia menyatakan masih banyak kota atau kabupaten yang daya serap anggaran pendapatan daerahnya masih rendah.
Rektor ITB Kadarsah Suryadi menyatakan hasil rating bukan untuk menentukan suatu kota cerdas atau tidak. Tujuan dari pemberian rating ialah mengidentifikasi potensi yang bisa dikembangkan sebuah kota. "Identifikasinya ada tiga masalah, yakni ekonomi, sumber daya manusia, dan government," ucapnya.
ADITYA BUDIMAN