TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank CIMB Niaga meraih laba bersih konsolidasi (unaudited) sebesar Rp 640 miliar di kuartal I 2017. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 137,9 persen secara year on year (YoY) dan menghasilkan earnings per share sebesar Rp 25,45.
"Kami senang dengan capaian kinerja pada kuartal pertama 2017 ini di tengah kondisi perekonomian dan usaha yang menantang," kata Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M. Siahaan dalam siaran persnya, Jumat, 28 April 2017.
Baca: Bank CIMB Niaga Raih Laba Bersih Rp 2,08 Triliun
Pertumbuhan laba bersih Bank CIMB Niaga didukung oleh pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang meningkat sebesar 9,1 persen secara YoY menjadi Rp 3,10 triliun, serta adanya penurunan biaya pencadangan sebesar 19,5 persen.
Tigor menuturkan pendapatan operasional tumbuh sebesar 7,3 persen dengan biaya yang terkendali baik yang hanya tumbuh 2,8 persen. "Kami mengharapkan kinerja keuangan yang semakin kuat di 2017 yang didukung perbaikan ekonomi secara
bertahap dan meningkatnya kualitas aset.”
Total aset CIMB Niaga mencapai Rp 236,86 triliun per 31 Maret 2017, naik sebesar 2,2 persen secara YoY. Ini membuat CIMB Niaga mempertahankan posisinya sebagai bank terbesar kelima di Indonesia dari sisi aset.
Jumlah kredit bruto yang disalurkan tumbuh 2,9 persen mencapai Rp 175,98 triliun per 31 Maret 2017. Dari total penyaluran kredit tersebut, kredit konsumer tercatat sebesar Rp 51,14 triliun (29 persen), dan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah mencapai Rp 34,79 triliun (20 persen).
Sedangkan sisanya berasal dari wholesale banking yang terdiri dari kredit korporasi sebesar Rp 60,77 triliun (35 persen) serta kredit komersial sebesar Rp 29,28 triliun (16 persen).
“Kami menawarkan bunga KPR menurun selama 5 tahun berturut-turut, yaitu 7,15 persen fixed pada tahun pertama dan kedua, 6,90 persen fixed pada tahun ketiga dan keempat, serta 6,65 persen fixed pada tahun kelima. Inovasi ini
memberikan kepastian kepada nasabah,” ucap Tigor.
Baca: Laba Bersih CIMB Niaga Syariah Melonjak 165,5 Persen
Total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp 176,09 triliun, meningkat 1,9 persen. Capaian ini didorong oleh pertumbuhan CASA sebesar 9,2 persen, paling besar didorong oleh pertumbuhan giro sebesar 11,6 persen,
menghasilkan kenaikan rasio CASA sebesar 369 basis poin menjadi 55,74 persen.
Loan to Deposit Ratio (“LDR”) CIMB Niaga tercatat lebih tinggi, yaitu sebesar 98,5% dibandingkan posisi 97,71 pada periode yang sama tahun lalu. Di segmen perbankan syariah, total pembiayaan Unit Usaha Syariah CIMB Niaga mencapai Rp 10,98 triliun (+44,5 persen YoY) dengan DPK sebesar Rp 9,71 triliun (+19 persen) per 31 Maret 2017.
DIKO OKTARA