TEMPO.CO, BANDUNG - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mencatat Korea Selatan menjadi negara favorit calon Tenaga Kerja Indonesia yang menginginkan bekerja di luar negeri. “Kalau dari peminatnya, Korea Selatan it luar biasa karena gajinya,” kata Heryadi Agah, Direktur Pelayanan Penempatan Pemerintah BNP2TKI, di Bandung, Kamis, 27 April 2017.
Baca: KPK dan BNP2TKI Telusuri Celah Pengiriman TKI Ilegal
Heryadi mengatakan, program penempatan tenaga kerja kerjasama antar negara yang dikelola BNP2TKI itu menunjukkan banyaknya peminat. Tiga tahun terakhir misalnya, pendaftar TKI yang berminat bekerja di Korea Selatan lewat kerjasama program antar pemerintah menembus 30 ribu orang pelamar.
Baca: Polisi Malaysia Bongkar Jaringan TKI Ilegal
Dia mencontohka, tahun 2015 misalnya saat dibuka pendaftaran perekrutan, calon TKI yang melamar menembus 38 ribu orang. Tahun 2016 pendaftaran ditutup karean kuota pekerja Indonesia di sana dianggap relatif masih banyak.
“Tahun ini ada 2016 ini dari pendaftaran online ke Korea, awalnya kita pesimis karena waktunya hanya 6 hari. Ternyata yang daftar itu 31 ribu orang lebih, padahal kuotaya hanya 5.200 orang,” kata Heryadi.
Menurut Heryadi, Korea Selatan jadi favorit karena gajinya yang tinggi. Upah minimum Korea Selatan tahun 2017 misalnya mematok 1.375 Won, setara Rp 16 juta per bulan. “Artinya tidak ada gaji di bawah itu. Dari salinan perjanjian kerjaya ada yang dibayar Rp 18 juta sampai Rp 20 juta per bulan. Itu ‘takehome-pay’, dengan lembur bisa mendapat Rp 30 juta per bulan,” kata dia.
Heryadi mengatakan, Korea Selatan juga tidak mematok persyaratan berat. Pendidikan minimal SLTP pun masih diterima. “Dengan persyaratan tidak terlalu berat, tapi bisa membawa ‘takehome-pay’ per bulan Rp 30 juta. Cukup lulusan SLPT, tidak perlu ahli, karena di sana akan di orientasi, dididik, didampingi, syaratya harus bisa bahasa Korea,” kata dia.
Pekerja Indonsia di Kroea Selatan sejak tahun 2004 sampai 2016 seluruhnya berjumlah 69.418 orang. Mayoritas berasal dari penempatan lewat jalur BNP2TKI berjumlah 63.477 orang. Korea Selatan membuka kuota tahun ini untuk Indonesia berjumlah 5.200 pekerja di sektor manufaktur dan yang sudah ditempati sejak Januari hinga Maret 2017 baru 647 orang.
Heryadi mengatakan, negara yang diminati selanjutnya setelah Korea Selatan adalah Hongkong dan Taiwan. “Hongkong itu untuk ‘domestik worker’, kalau Taiwan itu untuk ‘caregiver’ untuk perempuan dan yang laki-laki bekerja di industri. Caregiver ini mengurus orang tua di dalam ruah, kalau di Jepang itu ‘careworker’ mengurus di panti,” kata dia.
Negara-negara Timur Tengah sendiri hanya tertutup untuk pekerja individu. Sementara yang bekerja di perusahaan atau badan usaha tetap dibuka.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Jawa Barat Ferry Sofwan Arif mengatakan, warga Jawa Barat yang bekerja di luar negeri saat ini paling banyak berada di Taiwan. “Tiga tahun terakhir di Taiwan itu hampir 23 ribuan orang. Hampir 45 persennya itu data terakhir tahun 2016. Kalau yang lainnya di bawah itu,” kata dia di Bandung, Kamis, 27 April 2017.
Ferry mengatakan, posisi selanjutnya itu tersebar di Malaysia, Timur Tengah, Singapura, lalu Hongkong. “Itu total semuanya pekeraj yang bekerja di luar negeri secara prosedural,” kata dia.
Sementara TKI bermasalah asal Jawa Barat berjumlah sekitar 500 orang. “Datanya relatif. Penanganan kasusnya tergantung laporan. Kebanyakan ini yang berangkat non-prosedural,” kata Ferry.
BNP2TKI mencatat jumlah TKI baik dari sektor formal dan informal dari Indonesia tahun 2016 berjumlah 234.451 orang, turun dibandingkan jumlahnya tahun 2015 ya. Penanganan kasusnya tergantung laporan. Kebanyakan ini yang berangkat non-prosedural,” kata Ferry.
BNP2TKI mencatat jumlah TKI baik dari sektor formal dan informal dari Indonesia tahun 2016 berjumlah 234.451 orang, turun dibandingkan jumlahnya tahun 2015 yakni 275.736 orang. Tahun 2016 tercatat jumlah TKI formal 125.176 orang dan informal 109.275 orang. Korea Selatan kendati favorit menempati urutan ke 7 dalam jumlah penempatan TKI hanya 5.912 orang dibawah Singapur, Hongkong, Saudi Arabia, serta Brunei Darussalam.
Tahun 2016 mencatatkan Malaysia menjadi negara dengan penempatan TKI terbesar dengan 87.616 pekerja. Disusul Taiwan 77.087 orang. Sementara berdasarkan profesinya yang terbesar tahun 2016 adalah caregiver 54.160 orang disusul domestic-worker berjumlah 45.309 orang.
AHMAD FIKRI