TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Kamar Dagang Indonesia Rosan P. Roeslani mengatakan, Pemerintah RI dan Amerika Serikat dalam beberapa waktu ke depan berkomitmen untuk melanjutkan kerjasama bilateral yang saling menguntungkan.
Ia menuturkan, dirinya bersama lima orang stakeholder lainnya telah berbicara langsung dengan Wakil Presiden AS Michael Richard "Mike" Pence untuk meningkatkan peluang kerjasama di bidang perdagangan dan investasi, yakni di bidang industri perfilman dan industri kreatif.
"Kami sebetulnya tadi menyatakan sudah membuka diri terutama di bidang distribusi perfilman dan industri kreatif yang justru perlu investasi dari amerika," kata Rosan P. Roeslani di Hotel Shangri La, Jakarta Pusat, Jumat, 21 April 2017.
Baca:
Wapres AS Mike Pence ke Indonesia, Bos Lippo Group: Pertanda Baik
Pengusaha Truk Sulit Ikuti Teknologi Jasa Logistik, Ini Sebabnya
Dari pembicaraan tersebut msnurut Rosan, dari pihak Amerika telah berkomitmen untuk bekerjasama dalam mendorong industri digital ekonomi di Indonesia, tak hanya dari segi pendanaan, namun juga secara teknikal. Meski demikian ia belum menyebut secara pasti perkiraan angka investasi tersebut karena membutuhkan pembicaraan lebih lanjut.
"Tadi juga disampaikan bahwa ini akan dimulai dengan pembicaraan informal maupun formal untuk menuju arah bilateral free trade agreement antara Indonesia dengan Amerika Serikat," tutur Rosan.
Menurut Rosan, dalam beberapa tahun terakhir rata-rata investasi Amerika di Indonesia sebesar US$ 1-1,3 miliar, dan menduduki peringkat kelima. Meski demikian, dari angka tersebut sebanyak 90 persen didominasi oleh sektor pertambangan. Ia menambahkan, meski kerjasama perdagangan antara Amerika terhadap Indonesia mengalami defisit, namun dari sisi jasa, mereka mengalami surplus.
"Kami juga beritahu bahwa perdagangan mereka memang defisit. Tapi kalau jasa, kita yang defisit kurang lebih US$ 3 miliar. Nah, jasa ini lama-lama juga berkembang. Jadi kita juga melihat dari sisi jasanya juga, tak semata-mata melihat dari segi perdagangan barang saja," ucap Rosan.
Karena itu kedua negara telah berkomitmen untuk kerjasama meningkatkan perdagangan dan investasi. Sesuai dengam arahan Presiden AS Donald Trump, menurut Rosan AS tak lagi tertarik dengan perdagangan bebas multilateral.
"Justru itu arahnya ke depan, karena pandangan mereka dengan bilateral trade ini bisa lebih win win. Karena membawa kepentingan masing-masing negara, jadi tidak multilateral," ucap Rosan.
DESTRIANITA